Menjadi
kecil rasanya akan sangat mengasyikkan, kita bahkan bisa bermain dengan hal-hal
yang tidak kita duga walaupun sebenarnya kalau kita tau kenyataannya semuanya
terasa menyeramkan. Karena memiliki kepala yang kecil, mungkin semuanya akan
diisi dengan hal-hal yang menyenangkan dan bermain sampai kelelahan. Hari akan
terasa sangat panjang, karena mungkin dengan memiliki kaki dan tangan yang
kecil semua hal bisa dilakukan dengan cepat. Menjadi kecil mungkin akan sangat
menyenangkan, karena bisa melihat semut lebih dekat, cicak lebih dekat atau
bahkan bisa mencicipi butiran gula sampai kekenyangkan.
Mungkin
itu salah satu pikiranku sekarang, membayangkan diusia yang sekarang untuk
menjadi kecil lagi. Menjadi kecil sebelum tumbuh menjadi seseorang yang begitu
bosan dengan dunia karena menyadari hal baru tidak akan pernah datang lagi,
maksutnya dalam bentuk yang lebih seru lagi untuk merasakannya. Menjadi kecil
agar dimanja lagi, dilindungi lagi, dipahami lagi, dicubit pipinya lagi,
diciumi pipinya lagi bahkan tidak benar-benar menjadi seseorang yang disalahkan
walaupun sebenarnya salah.
Atau
sebut saja pada umur kanak-kanak yang mulai mengemban tanggung jawab yang masih
ogah-ogahan, datang ke sekolah hanya untuk berteman dan bercanda dengan
teman-teman atau untuk jajan dikantin; untuk beli mainan yang bisa dibanggakan
atau minta tukeran kartu mainan. Kaki kecil yang biasa menempuh perjalanan
cukup jauh itu kadang sering capek, terlebih lagi kalau lagi musim kemarau yang
rasanya payung pun tidak ada gunanya. Satu-satunya pilihan adalah mampir untuk
sekedar beli es teh dingin yang berusaha memberikan sensasi dingin pada kepala
yang mulai berkeringat.
Sebagian
terasa menyenangkan. Namun, ada kalanya mimpi buruk datang. Pada hidup yang
tidak selalu adil, bahkan pada manusia-manusia kecil yang masih belum mengerti
banyak hal. Mimpi buruk yang dikira hanya ada pada mimpi ternyata ada dalam
kehidupan, yang mampu mengubah manusia kecil menjadi manusia yang kebingungan.
Manusia
kecil yang tidak tau mana yang benar dan mana yang salah, manusia kecil yang
tidak tau arah karena tidak ada arahan. Sosok yang dikira akan menjadi penunjuk
arah malah yang membuatnya tersesat, seperti tidak ada lagi tempat untuk
mengumpat kecuali untuk terpaksa menerimanya. Manusia kecil yang merekam
segalanya lebih nyata dari pada mimpinya sendiri, bahkan ingatannya jauh lebih
tajam dari pada biasanya.
Manusia
kecil yang jauh lebih kuat menahan rasa sakit ketimbang kebanyakkan orang
biasa, manusia kecil yang percaya bahwa semuanya akan hilang seiring
berjalannnya masa dewasa yang ternyata tidak juga. Manusia kecil yang ternyata
terjebak pada dirinya sendiri sampai dewasa, merawat sakit yang tak kunjung sembuh
sampai tua. Manusia kecil yang tak pernah rela mengapa dirinya berbeda dan
terus bertanya mengapa semuanya terjadi pada dirinya, yang nyatanya tak akan
pernah terpecahkan sampai tua. Manusia kecil yang perlahan harus paham mengapa
semuanya terjadi pada dirinya.
Dewasa
bukan sebuah akhir dari ingatan masa kecil, dewasa pun bukan sebuah awal. Karena
sampai kapan pun ingatan akan tetap tersimpan, sampai kita lupa bahwa kita
pernah dilahirkan.
0 Komentar