D-2 | Manusia Kecil



Menjadi kecil rasanya akan sangat mengasyikkan, kita bahkan bisa bermain dengan hal-hal yang tidak kita duga walaupun sebenarnya kalau kita tau kenyataannya semuanya terasa menyeramkan. Karena memiliki kepala yang kecil, mungkin semuanya akan diisi dengan hal-hal yang menyenangkan dan bermain sampai kelelahan. Hari akan terasa sangat panjang, karena mungkin dengan memiliki kaki dan tangan yang kecil semua hal bisa dilakukan dengan cepat. Menjadi kecil mungkin akan sangat menyenangkan, karena bisa melihat semut lebih dekat, cicak lebih dekat atau bahkan bisa mencicipi butiran gula sampai kekenyangkan.

 

Mungkin itu salah satu pikiranku sekarang, membayangkan diusia yang sekarang untuk menjadi kecil lagi. Menjadi kecil sebelum tumbuh menjadi seseorang yang begitu bosan dengan dunia karena menyadari hal baru tidak akan pernah datang lagi, maksutnya dalam bentuk yang lebih seru lagi untuk merasakannya. Menjadi kecil agar dimanja lagi, dilindungi lagi, dipahami lagi, dicubit pipinya lagi, diciumi pipinya lagi bahkan tidak benar-benar menjadi seseorang yang disalahkan walaupun sebenarnya salah.

 

Atau sebut saja pada umur kanak-kanak yang mulai mengemban tanggung jawab yang masih ogah-ogahan, datang ke sekolah hanya untuk berteman dan bercanda dengan teman-teman atau untuk jajan dikantin; untuk beli mainan yang bisa dibanggakan atau minta tukeran kartu mainan. Kaki kecil yang biasa menempuh perjalanan cukup jauh itu kadang sering capek, terlebih lagi kalau lagi musim kemarau yang rasanya payung pun tidak ada gunanya. Satu-satunya pilihan adalah mampir untuk sekedar beli es teh dingin yang berusaha memberikan sensasi dingin pada kepala yang mulai berkeringat.

 

Sebagian terasa menyenangkan. Namun, ada kalanya mimpi buruk datang. Pada hidup yang tidak selalu adil, bahkan pada manusia-manusia kecil yang masih belum mengerti banyak hal. Mimpi buruk yang dikira hanya ada pada mimpi ternyata ada dalam kehidupan, yang mampu mengubah manusia kecil menjadi manusia yang kebingungan.

 

Manusia kecil yang tidak tau mana yang benar dan mana yang salah, manusia kecil yang tidak tau arah karena tidak ada arahan. Sosok yang dikira akan menjadi penunjuk arah malah yang membuatnya tersesat, seperti tidak ada lagi tempat untuk mengumpat kecuali untuk terpaksa menerimanya. Manusia kecil yang merekam segalanya lebih nyata dari pada mimpinya sendiri, bahkan ingatannya jauh lebih tajam dari pada biasanya.

 

Manusia kecil yang jauh lebih kuat menahan rasa sakit ketimbang kebanyakkan orang biasa, manusia kecil yang percaya bahwa semuanya akan hilang seiring berjalannnya masa dewasa yang ternyata tidak juga. Manusia kecil yang ternyata terjebak pada dirinya sendiri sampai dewasa, merawat sakit yang tak kunjung sembuh sampai tua. Manusia kecil yang tak pernah rela mengapa dirinya berbeda dan terus bertanya mengapa semuanya terjadi pada dirinya, yang nyatanya tak akan pernah terpecahkan sampai tua. Manusia kecil yang perlahan harus paham mengapa semuanya terjadi pada dirinya.

 

Dewasa bukan sebuah akhir dari ingatan masa kecil, dewasa pun bukan sebuah awal. Karena sampai kapan pun ingatan akan tetap tersimpan, sampai kita lupa bahwa kita pernah dilahirkan.


Posting Komentar

0 Komentar