D - 8 | Patah Hati Pertama



Awalnya semua terasa begitu mudah, ada beberapa kepercayaan yang muncul ketika harapan dan impian mulai ditanam. Ada beberapa kepercayaan yang diberikan beberapa orang terdekat, dan ada beberapa kepercayaan yang masih dicari  di mana letaknya di dunia ini. Awalnya cukup yakin dengan diri ini yang walaupun beberapa kali dibuat meragu dengan orang-orang yang mencoba menakut-nakutiku tentang betapa menyeramkannya hidup ini, mencoba membuatku goyah dengan kepercayaan yang tidak seberapa banyaknya.

 

Semakin waktu bertambah dan tekanan semakin terasa semuanya semakin terasa berat. Harapan menjadi sangat jauh dalam angan-angan, terasa semakin tidak nyata dan sulit dilaksanakan. Impian hanya menjadi ingatan-ingatan indah tentang masa depan. Segala usaha sudah dicoba, sampai susah dan sulit untuk melangkah, dan doa yang terucap hanya menjadi lagu lama yang selalu diputar tanpa lelah dan bosan.

 

Hampir semua hal dalam hidup adalah harapan dan impian, semuanya dilakukan dengan usaha dan doa. Namun, segalanya tidak selalu sesuai dengan rencana. Tidak semua hal sesuai dengan apa yang di harapkan dan impikan, walaupun usaha dan doa tidak henti-hentinya dilakukan. Seakan tidak ingin menjadi yang diharapkan dan impikan, seakan tidak perduli dengan usaha dan doa. Seakan tidak mengizinkan aku untuk senang dengan segala harapan dan impianku, malah menjadi sedih sebab usaha dan doa rasanya sia-sia.

 

Patah hati pertamaku, melihat semuanya tidak sesuai dengan keinginanku. Terasa sesak yang tinggal dalam hati paling dalam yang entah sampai kapan berakhirnya, merasuk hingga dalam dan berbekas cukup jelas untuk dirasakan. Semuanya terasa begitu salah dirasakan, harapan yang hanya angan-angan, impian yang hanya sebatas khayalan, usaha yang seadanya dan doa yang sebisanya membuat semuanya tidak terjadi seperti yang aku inginkan.

 

Patah hati pertamaku, pada diri sendiri, pada dunia dan pada hidup.


Posting Komentar

0 Komentar