Day 7 of #30DaysWriting | Life Crisis banget!

 


This is really happen, right?

 

Selamat datang di #30DaysWriting di hari ke 7, teman-teman!!

 

Seperti judulnya, aku mau bahas tentang quarter life crisis!

Untuk teman-temanku yang belum tau tentang Quarter Life Crisis, aku mengambil informasi paling umum tentang hal ini, yaitu; Quarter Life Crisis atau krisis usia seperempat abad merupakan istilah psikologi yang merujuk pada keadaan emosional yang umumnya dialami oleh orang-orang berusia 20 hingga 30 tahun.  Akhibatnya akan merasakan kekhawatiran, keraguan terhadap kemampuan diri, dan kebingungkan menentukan arah  hidup. Hal ini dipicu oleh tekanan dari lingkungan sekitar atau bahkandari diri sendiri yang belum memiliki tujuan hidup yang jelas sesuai dengan nilai yang diyakini karena bingung atas pilihan yang terlalu banyak. Ternyata, Quarter life crisis lebih condong pada kenyataan bahwa seseorang belum memiliki tujuan yang jelas dalam hidup atau bahkan karena memiliki tujuan yang tidak realistis.

 

Sebenarnya, ditulisan ini aku mau membagikan pemikiran dan kejadian yang terjadi padaku. Karena saat ini sepertinya aku tengah berada di Quater Life Crisis yang sangat membuat aku kewalahan.  Jadi, selamat membaca dan semoga bermanfaat.

 

Seperti dipenjelasan sebelumnya, quarter life crisis dapat terjadi karena memiliki tujuan yang kurang realistis. Jadi, dulu saat remaja  di mana berkhayal adalah saat yang cocok, aku berpikir akan menikah diumurku yang ke 22 atau 23 tahun. Pikirku dulu di umur 22 atayu 23 tahun adalah waktu yang pas, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua, sedangkan dulu sedang ramainya kabar bahwa “lebih baik nikah muda, biar nanti pas kita punya anak kita gak tua banget”. Aku menentukan di umur 22 atau 23 tahun aku pasti dan akan menikah dengan seseorang yang aku suka dan lebih tinggi 10 atau 15 cm dari aku, lalu setahun kemudian punya anak dan jadi orang tua yang bahagia sampai anak aku nanti punya anak lagi.

 

Ternyata semua itu tidak realistis, teman-teman! Aku salah perhitungan! Hahah

Bahkan saat menunda kuliah 1 tahun saja aku masih belum kepikiran nikah, hingga diawal-awal kuliah aku pikir aku akan dapat calon suami yang lebih tua biar cepat dinakahi. Tapi, ya tetap tenang karena merasa masih muda, masih sibuk dengan tugas-tugas kuliah, dan teman-temanku belum terlalu banyak yang sudah menikah. Aku kuliah dan bisa dibilang kerja part time juga, jadi kalau sibuk boro-boro inget hal itu.

Lalu, satu-persatu mulai menikah. Kebanyakkan dari teman-temanku yang menikah memang tidak dibebani dengan kuliah, kebanyakkan dari mereka memang bertemu dengan laki-laki yang sudah siap bangun rumah tangga. Kebanyakkan dari teman-temanku memang terlihat begitu siap menjadi istri, begitu siap membangun rumah tangga.

 

Dan dari sanalah aku mulai berpikir tentang pilihan tidak realistisku dan aku yang terkadang masih santai,  karena memang sedang merasakan menjadi anak-anak kuliah yang rasanya seperti anak SMA cuma tidak memakai seragam saja. Pilihan tidak realistis yang entah tanpa bimbingan lagi dan tanpa berpikir dua kali lagi, atau direvisi setiap tahunnya agar rencana awal bisa berubah karena ada alasannya. Hahaha. Pilihan yang sebelumnya tidak realistis pasti akan lebih realistis jika bisa aku gabungkan dengan faktor eksternal dan internal.

 

Dan tentu, dan seperti biasa semua pertanyaan-pertanyaan sering datang.  Pertanyaan-pertanyaan basa basi yang selalu dibenci orang-orang umur 20-25 tahun, pertanyaan yang dulunya aku anggap sangat mudah untuk dijawab sekarang nyatanya memang sebenci itu ketika ditanya akan hal itu. Hal itu mungkin akan lebih terasa bagi perempuan, karena adanya stigma masyarakat yang mengatakan bahwa perempuan lebih baik cepat menikah, perempuan tinggal tunggu saja, perempuan jangan tunda lama-lama, perempuan langsung diminta secara gak langsung untuk hamil setelah menikah.

 

Padahal peran perempuan tidak hanya untuk keluarganya, keluarga suaminya, suaminya, anaknya nanti, tapi juga untuk perempuan itu sendiri. Maka dari itu, ini adalah waktu-waktu yang sulit, quarter life crisis ini adalah waktu-waktu yang sulit untuk membagi pikiran; pikiran untuk kuliahnya, karirnya, keluarganya, cita-citanya, pernikahan, keuangan, dan semua hal.

 

Aku jadi bingung, arah tulisan ini sudah tidak teratur dan tertata. Hahaha jadi kebawa perasaan. Sebenarnya mau banget bahas ini disini sekalian curhat, tapi memang sudah tidak mood dan salah satu alasan lainnya adalah aku terlalu malam tulis postingan ini. Jadi, jika nanti ada kesempatan dan inget, aku akan bahas hal ini lagi di postingan ini atau dipostingan lain.

 

Terima kasih sudah membaca postingan ini,

 

 

See You Next Post J

 


Posting Komentar

0 Komentar