Being Adult isnt easy!

 



Selamat datang di tulisan kali ini!!


Sesuai dengan judulnya aku mau membagikan pengalamanku yang aku rasa mewakili banyak anak muda zaman sekarang, terlebih lagi kita masih dihadapkan dengan pandemi yang masih belum benar-benar selesai.

Pertama-tama, aku mau ucapkan terima kasih untuk para pembaca yang berumur diatas 21 tahun karena masih terus berusaha untuk bertahan ditengah gencatan cobaan yang semakin bertambah. Untuk yang dibawah 21 tahun, ketahuilah menjadi dewasa tidak seseru dan semudah yang dibayangkan, dan teruntuk para pembaca diatas usia 30 tahun aku yakin kalian lebih master lagi dalam menghadapi cobaan hidup ini. Terima kasih juga sudah membuka tulisan ini, karena aku rasa setiap cerita dan pengalaman memang akan bermanfaat karena semakin membuka mata kita lebar-lebar akan hidup.

“Being adult is hard!”

Aku tidak menyangka bahwa kalimat diatas tuh bener-bener susah kalau kita belum benar-benar berada distage itu, tidak semuanya sih. Mungkin ada beberapa orang yang mendapatkan kesulitan saat teenager atau bahkan saat lansia, tapi seperti the most scareist thing in life itu saat kita berada ditengah-tengah perjalanan. Seakan terlalu muda untuk menyerah, tapi terlalu tua juga untuk berusaha. Jadi beberapa kali merasa stuck karena pada usia produktif memang banyak sekali tuntutan yang dicapai, karena tuntutan gak hanya datang dari diri kita sendiri.

“Saat remaja mau jadi dewasa biar bisa bebas!”

“Jadi dewasa memang bebas, saking bebasnya bingung harus apa. Enakkan jadi remaja aja, gak banyak beban!”.

Aku rasa tidak hanya aku doang yang pernah berfikir seperti kata-kata diatas, dan gak Cuma aku doang yang sadar bahwa waktu gak mungkin berhenti terus mundur kebelakang. Like, this is not a movie. Semakin dewasa juga semakin membuka mata bahwa realita memang semenyeramkan itu, tidak ada lagi buaian, tidak ada lagi penenang, tidak ada lagi menghindar apa lagi lari, tidak ada lagi orang lain kecuali diri sendiri. Ya! menjadi dewasa tidak bisa lagi mengandalkan orang lain, dan satu-satunya yang bisa diandalkan adalah diri sendiri.

Aku jadi teringat dengan dialog disalah satu film yang tiba-tiba aja membuat aku tersadar.

“Think about what it means to be a teenager

Your parents pressure you to succeed

Your friends pressure you to do shit you dont want to do

Social media pressure you to hate your body

Its hard, even if you’re a well-adjusted kid from a good family”

 

“There’s a reason why

when every author from Shakespeare to Salinger writes about young people

They cant avoid the truth, that being young is so painful”

 

“The teenage years are limbo

Youre somewhere between being a kid and an adult,

And the world tells you to be mature and express yourself,

But the minute that you do

It tells you to shut up”

 

“The things is, adults are just scarred kids who were lucky enough to make it”

 

Dialog yang diucapkan oleh Grace Town di film Chemical ini memang benar adanya!

Terlebih lagi kita hidup di Indonesia yang tradisinya adalah terlalu care dan mudah mengomentari dengan kehidupan orang lain, jadi oleh sebab itu sebagai manusia yang bertransisi dan dipantau banyak orang kita harus benar-benar memilih. Pilihan yang tidak sedikit, pilihan yang konsekuensinya sama-sama berat, dan pilihan yang harus dipilih.

Apa yang mau dikerjakan setelah sekolah? Bagaimana menghasilkan uang? Banggakan keluarga? Banggakan orang yang kita sayang? Disukai banyak orang? Melakukan hal yang kita sukai? Cara bertahan hidup dengan segala cobaan? Bagaimana mencintai diri sendiri? Dan banyak tuntutan lainnya dalam hidup.

Menjadi dewasa memang sebuah pilihan yang harus dipilih, untuk mempersiapkan dunia dewasa yang tidak selalu tentang kita dengan segala masalah masa lalu, saat ini, dan masa yang akan datang ditambah lagi dengan segala aspek yang harus dipertimbangkan. Harus memperkuat mental, memperbanyak ilmu dan menyadari bahwa jika kita percaya kita akan menghadapinya dengan mudah dan terarah.

 

Sekian tulisan kali ini, terima kasih J

 


Posting Komentar

0 Komentar