Aku
jadi rapel 3 hari postingan deh hari ini!
Karena
2 hari sebelumnya aku lupa spesifik apa aja yang aku pikirkan, maka sepertinya
tulisan kali ini akan lebih sedikit specific. Anggap saja, tulisan ini aku sedang
curhat, hihiih.
Aku
mau ucapin dulu terima kasih karena sudah berkunjung ke blog ini dan terutama tulisan
ini, mungkin gak akan sebanyak pengunjung tulisan lain karena tulisan di hastag
ini sangat random sekali.
Kali
ini, dan hari ini aku memikirkan satu hal yang sebenarnya cobaanku akhir-akhir
ini. Aku mau berbagi, karena aku rasa setiap cerita butuh dibagikan dan butuh di
ungkapkan. Lagi, pula akum au memberitahu bahwa fase yang mau aku bicarakan kali
ini pasti akan dirasakan sama banyak orang. Pembahasan yang dulu aku kira tidak
akan terlalu berefek dan membebani aku, pembahasan yang dulu aku kira sepele banget.
Tapi, setelah berada di fase ini aku sadar memang level sabar dan level
mengertinya jauh lebih expert dari sebelumnya. Aku bahkan sampai
bertanya-tanya, apakah benar ini adalah cobaan sebagai manusia atau memang ini
hanya aku saja yang mengalaminya terlalu berlebihan.
Pernah
gak, sih, kamu merasa bahwa orang-orang disekelilingmu satu persatu akan menjauh?
Satu persatu menemukan jalan hidupnya yang lain, entah karena menikah atau
meninggal. Iya, rasanya seperti satu persatu menghindar dari hidupmu, yang
awalnya rasanya wajar-wajar saja tapi semakin waktu bertambah malah kamu
semakin terbebani. Salah satunya adalah kamu belum menemukan apa yang orang
lain sudah menemukannya, yang kadang aku sendiri suka bertanya-tanya bahkan
protes tentang bagianku yang belum juga aku dapatkan.
Hal
itu disebut rezeki menurut beberapa orang, dan beberapa orang juga mengatakan hal
itu sebagai waktu. Rezeki orang yang berbeda-beda, dan waktu orang yang berbeda-beda.
Padahal banyak hal yang berbeda dimasa anak-anak atau remaja hal yang biasa
kini malah terasa luar biasa, apa mungkin karena semakin dewasa kita semakin
berfikir kedepannya agar sudah terjamin dari sekarang?! Iya, yang aku maksut
disini adalah next level dari melajang alias menikah atau bahkan punya anak.
Sebuah
perasaan yang begitu bingung untuk diungkapkan, seperti merasa tertinggal dan
tidak punya apa-apa untuk diungkapkan. Padahal sebenarnya, banyak hal sedang
dikejar yang belum juga sampai, banyak hal yang sedang ditunggu tapi belum juga
datang. Kadang, merasa iri tapi sadar diri bahwa apa yang dimiliki orang lain
juga belum tentu apa yang benar-benar kita inginkan, bahwa yang dimiliki orang
lain juga sebuah perjuangan awalnya. Mungkin saja, semua hal tidak harus sama
semuanya.
Setelah
merenungi semuanya, memang agak egois untuk menuruti semua rasa iri. Lagi pula
semuanya tidak selalu mudah untuk dihadapi karena butuh waktu, usaha lagi, adaptasi
lagi, yakinan diri dan segala hal yang tidak bisa instant. Manusia memang
seegois itu dan manusia pun harus bisa menerima hal itu.
0 Komentar