#17DaysWriting | Hari Ke-11 : Namanya juga manusia

 

Aku jadi rapel 3 hari postingan deh hari ini!

Karena 2 hari sebelumnya aku lupa spesifik apa aja yang aku pikirkan, maka sepertinya tulisan kali ini akan lebih sedikit specific. Anggap saja, tulisan ini aku sedang curhat, hihiih.

 

Aku mau ucapin dulu terima kasih karena sudah berkunjung ke blog ini dan terutama tulisan ini, mungkin gak akan sebanyak pengunjung tulisan lain karena tulisan di hastag ini sangat random sekali.

 

Kali ini, dan hari ini aku memikirkan satu hal yang sebenarnya cobaanku akhir-akhir ini. Aku mau berbagi, karena aku rasa setiap cerita butuh dibagikan dan butuh di ungkapkan. Lagi, pula akum au memberitahu bahwa fase yang mau aku bicarakan kali ini pasti akan dirasakan sama banyak orang. Pembahasan yang dulu aku kira tidak akan terlalu berefek dan membebani aku, pembahasan yang dulu aku kira sepele banget. Tapi, setelah berada di fase ini aku sadar memang level sabar dan level mengertinya jauh lebih expert dari sebelumnya. Aku bahkan sampai bertanya-tanya, apakah benar ini adalah cobaan sebagai manusia atau memang ini hanya aku saja yang mengalaminya terlalu berlebihan.

 

Pernah gak, sih, kamu merasa bahwa orang-orang disekelilingmu satu persatu akan menjauh? Satu persatu menemukan jalan hidupnya yang lain, entah karena menikah atau meninggal. Iya, rasanya seperti satu persatu menghindar dari hidupmu, yang awalnya rasanya wajar-wajar saja tapi semakin waktu bertambah malah kamu semakin terbebani. Salah satunya adalah kamu belum menemukan apa yang orang lain sudah menemukannya, yang kadang aku sendiri suka bertanya-tanya bahkan protes tentang bagianku yang belum juga aku dapatkan.

 

Hal itu disebut rezeki menurut beberapa orang, dan beberapa orang juga mengatakan hal itu sebagai waktu. Rezeki orang yang berbeda-beda, dan waktu orang yang berbeda-beda. Padahal banyak hal yang berbeda dimasa anak-anak atau remaja hal yang biasa kini malah terasa luar biasa, apa mungkin karena semakin dewasa kita semakin berfikir kedepannya agar sudah terjamin dari sekarang?! Iya, yang aku maksut disini adalah next level dari melajang alias menikah atau bahkan punya anak.

 

Sebuah perasaan yang begitu bingung untuk diungkapkan, seperti merasa tertinggal dan tidak punya apa-apa untuk diungkapkan. Padahal sebenarnya, banyak hal sedang dikejar yang belum juga sampai, banyak hal yang sedang ditunggu tapi belum juga datang. Kadang, merasa iri tapi sadar diri bahwa apa yang dimiliki orang lain juga belum tentu apa yang benar-benar kita inginkan, bahwa yang dimiliki orang lain juga sebuah perjuangan awalnya. Mungkin saja, semua hal tidak harus sama semuanya.

 

Setelah merenungi semuanya, memang agak egois untuk menuruti semua rasa iri. Lagi pula semuanya tidak selalu mudah untuk dihadapi karena butuh waktu, usaha lagi, adaptasi lagi, yakinan diri dan segala hal yang tidak bisa instant. Manusia memang seegois itu dan manusia pun harus bisa menerima hal itu.


Posting Komentar

0 Komentar