Hai!!
Selamat datang lagi di blogku, yang masih di tulisan curhatan ini.
Tulisan ini menjadi tulisan yang terakhir sebagai penutup
#17DaysWriting dan sebagai penutup tulisan di bulan Juni ini.
Sebenarnya tulisan ini mau aku tulis ditanggal 17 (di hari
ulang tahunku) Namun, aku pikir aku butuh banyak berpikir dan mencerna hal apa
saja yang akan aku tulisakan dari apa yang aku renungi di hari ulang tahunku. Dan betul saja, di setelah benar-benar
menginjak umur 23 tahun banyak sekali hal yang memang sudah menungguku di umur
yang sudah bertambah. Banyak hal yang benar-benar menantiku sebagai hadiah atas
perjuanganku atau bahkan sebagai ‘hadiah yang luar biasa’ di umur yang semakin tua
ini. Jadi aku pillih hari ini, Rabu, 30 Juni 2021.
Banyak sekali yang akan aku bicarakan di sini, dan banyak
sekali hal yang mungkin saja akan terlewat saat aku menuliskan ini. Tapi, dibalik
itu semua aku menyadari bahwa tidak ada yang benar-benar akan sama walaupun kita
sudah mencoba dan berusaha. Jadi selamat membaca tulisan ini.
3 tahun belakangan ini aku menjadi takut untuk menghadapi
bertambahnya umur, iya, kebalikkannya waktu kecil. Seakan aku mulai sadar bahwa
bertambahnya umur itu bukan selalu hal yang baik, bayangin aja masalah akan
semakin bertambah dan tubuh tuh udah stuck bahkan makin renta. I mean, semakin
umur bertambah memang aka nada sel telur yang siap dibuahi, tapi pertanyaannya adalah
apakah tubuh ini siap mengemban tanggung jawab yang berlipat-lipat ganda?!.
Apalagi perempuan, semakin umur bertambah maka semakin takut gak laku juga
walaupun udah punya pacar. Seperti aku ini. Walaupun tidak ada yang mengadakan
lomba menikah, tapi rasanya selalu ada keduluan dan merasa tertinggal. Salah satu
faktornya adalah omongan sana-sini dari penonton yang tidak tau apa-apa.
Iya, factor pertama yang aku rasakan 2 tahun ini adalah
tentang menikah. Aku yang awalnya kalem
jadi mulai kelabakkan karena merasa bahwa menikah adalah tujuan hidup, padahal
dulu anteng kalem aja karena merasa sudah punya plan yang cukup untuk dibuat
jadi kenyataan. Aku bahkan lupa, kalau kenyataan bisa aja berbeda. Hal yang
paling menyebalkan adalah saat ke trigger waktu teman satu persatu menikah dan
langsung hamil, ditambah postingan Instagram yang ikut-ikutan menampilkan hal
manis dunia pernikahan. Aku bahkan sampai puasa Instagram walaupun Cuma satu
hari. Agak berlebihan, sih, ke trigger sampai merasa diri ini jadi manusia
tersial di dunia. Tapi, semakin direnungi semakin mengerti bahwa diri ini butuh
banyak belajar lagi, belajar bahwa tujuan hidup itu bukan hanya untuk menikah
saja. Menyadari bahwa timing tiap orang berbeda, dan hal itu tidak mendefinisikan
aku jadi perempuan yang tidak beruntung atau bahkan gagal. Lagi pula aku yang perfeksionis
ini juga mau semuanya berjalan dengan sesempurna mungkin, maka dari itu butuh
disusun secara tepat. Dan satu hal yang perlu diinget adalah untuk mengingatkan
diri sendiri kalau ketrigger lagi, mengingatkan lagi ke diri sendiri kalau
semuanya balik lagi ke diri kita. Bukankah semuanya yang akan menjalani diri kita
sendiri?!.
Faktor yang ke- dua adalah, kuliah. Cuy.. its getting harder!
Apalagi Menyusun skripsi sudah benar-benar didepan mata dan aku bingung mau
ambil apa, analisis novel atau analisis lagu?! But, I believe in myself that I can
face it, I like writing I hope I can do better. Semoga aku bisa mendapatkan tempat
kerja yang sesuai, yang dapat mencukupi kehidupanku atau bahkan keluargaku,
aamiin.
Factor yang ke- tiga adalah, PANDEMI. I’m so sad, dengar
bahwa akhir-akhir ini kasus bertambah lagi, ada zona merah lagi dan pacarku
juga kena. Setiap dengar berita tentang virus ini buat aku jadi bosan sekaligus
sedih karena pandemic ini sungguh membuat siapa pun geram, Lelah, bosan, sedih
dan rasa-rasa lain yang benar-benar menguras tenaga dan mental kita. Rindu rasanya
bisa hangout bareng, berkumpul dengan keluarga dan teman. Semua aktivitas
dibatasi, semuanya kegiatan dikurangi, dan semua hal yang menyenangkan rasanya dihilangkan.
Tentu saja pandemic ini merugikan banyak orang, yang mau menikah, yang sedang
kuliah, yang sedang bekerja dan yang menata masa depan agar lebih baik lagi
jadi terganggu.
Aku sadar bahwa banyak hal yang tidak bisa kita ubah, tapi
kita bisa mengubah diri kita agar jadi manusia yang lebih tabah lagi. Aku juga
sadar bahwa banyak sekali hal-hal yang dibatasi, tapi kita bisa kembangkan hal
baru lagi. Aku sedih kalau bahas hal-hal yang membuat banyak orang merasa bahwa
apa yang dilakukan seperti kurang berarti, tapi mau bagaimana lagi?! Kalau tidak
berusaha lagi kita tidak akan temukan jalan lagi, bukan?! Semoga kita jadi
manusia pillihan, yang dipilih oleh-Nya dan jadi pilihan diri kita sendiri
untuk jadi manusia kuat dalam menghadapi semua cobaan.
Seperti, sekian tulisan terakhir di bulan ini. Terima kasih sudah
membaca, semangat berjuang ya😊
0 Komentar