#17DaysWriting | Hari Ke-8 : Find something new

 

Hai!!!

Kita sudah ada di hari ke delapan. Gak kerasa sudah seminggu berlalu dari postingan yang pertama tentang #17DaysWriting. Tulisan kali ini gak akan banyak-banyak karena sedang banyak pikiran karena tugas yang tidak berhenti-berhenti, dan banyaknya cobaan hidup yang lumayan menguras tenaga dan perasaan.

 

Pagi hari ini cukup menguras pikiran karena banyak sekali hal yang berputar-putar, yang masalahnya adalah gak ada yang diam semuanya ke sana kemari jadi semakin runyam. Rutinitas selanjutnya adalah berangkat kuliah yang harus menghabiskan waktu selama setengah jam kalau ngebut, dan pulang di jam 12 siang. Pulang pun bukan berarti bisa istirahat, tugas lain menunggu yang tidak bukan dan tidak lain adalah tugas rumah; nyuci baju dan gosok baju. Sebisa mungkin aku selingi dengan setengah jam tidur siang karena merasa jadwal jam tidur yang sudah pasti kurang, lalu setelah itu persiapan untuk kerja.

 

Saat membuka salah satu apps belanja, sebuah ide tercetus saat melihat perlengkapan bayi. Iya, aku sempat kepikiran untuk tidak mengidentikkkan anakku nanti dengan warna. Seperti kebanyakkan masyarakat Indonesia lakukan, “laki-laki warna biru dan perempuan warna pink”. Yang aku rasa aku tidak mau terlalu mengidentikkan hal tersebut, yang dalam kata lain aku mau anakku nanti bisa pakai baju warna apa pun yang warnanya beragam yang tidak hampir semuanya Cuma dalam satu warna. Lalu aku carilah hal ini berkaitan dengan apa sih?!

 

Dan ketemulah, Namanya adalah Non Gender Stereotype Parenting. Aku ketemu sebuah tulisan di Quora tentang sebuah keluarga yang mengajarkan anaknya tidak dibentuk untuk menyesuaikan dirinya menjadi apa yang society kita inginkan, kayak contoh diatas tadi. Laki-laki identic warna biru, perempuan dengan warna pink. Laki-laki dengan math dan perempuan dengan bahasanya. Laki-laki dengan pekerjaan keras, perempuan pekerjaan yang santai-santai. Dan hal mencolok dari tulisan itu adalah, bagaimana suami yang menjadi penulis di postingan itu menuliskan bahwa anak perempuannya tidak terlalu memberikan anaknya mainan barbie karena akan memberikan anaknya contoh seorang barbie sudah terbentuk menjadi apa yang diinginkan banyak perempuan yang belum tentu dapat dicapai; seperti menjadi seorang putri kerajaan, dengan bentuk tubuh sempurna, dan pakaian yang indah. Anaknya malah diajarkan untuk bermain dengan permainan yang berkaitan dengan alam dan hewan. Aku suka sekali ide itu.

 

Kenapa rasanya aku mulai setuju dengan Non Gender Stereotype ini? Karena aku rasa baik perempuan atau laki-laki bebas menentukan apa yang mereka inginkan, dalam pekerjaan ada menyukai hal yang mereka sukai. Tapi, mungkin aku masih belum mendalami hal itu dan harus banyak membaca lagi artikel yang bersangkutan. Masih harus mencari tau point apa yang sesuai dengan ku dan bisa diterapkan.

 

Sekian tulisan hari ini.


Posting Komentar

0 Komentar