QnA Bersama Dewi Maharani Amara Agustina Tentang Pernikahan


Selamat datang di blogku kembali...

Semoga kalian selalu diberikan kesehatan dan keberkahan dalam hidup ini, dan semoga dihari-hari menuju hari kemenangan bagi kalian yang akan merayakannya semoga di Bulan Ramadhan tahun ini menjadi tabungan amalan kita, aamiin.

Kembali lagi di segment yang satu ini, yaitu, QnA (Question and Answear). Kali ini masih dengan tema yang sama seperti sebelumnya, yaitu tentang pernikahan. Menurut aku jika bahas ini akan menjadi pembahasan yang sensitif, karena sensitif tersebut aku rasa setiap orang punya pemikiran yang berbeda terutama tentang hal ini sangat berhubungan dengan proses manusia tumbuh.

Kali ini aku meminta bantuan temanku yang bernama Dewi Maharani Amara Agustina yang lebih senang dipanggil Dewi ini adalah perempuan yang berjurusan Sastra Inggris, perempuan si anak pertama dan kakak ini tinggal masih di bumi dan lebih tepatnya du Balaraja. Perempuan ini dengan baik dan senangnya menerima pertanyaan yang aku ajukan, yuk kita lihat apa sih pendapatnya;


1.      Menurut pandangan kamu menikah itu adalah?

Menikah adalah suatu ruang lingkup dimana dua orang yang berbeda sifat, karakter, kebiasaan hidup bersama dan berusaha untuk saling mengisi dan melengkapi kekurangan masing-masing.



2.      Sosok seperti apa yang menurut kamu pantas untuk menikah? Apakah dalam segi fisik atau mental?

Keduanya penting baik dalam segi fisik maupun mental, dalam segi fisik seseorang harus siap dan salah satunya adalah secara finansial. Karena ia tidak lagi hidup sendiri melainkan Ada orang lain yang hidup bersamanya. Sedangkan dalam segi mental juga tidak kalah penting, mereka harus siap dengan tanggung jawab masing-masing. Laki laki harus bekerja dan perempuan harus siap Hamil, melahirkan, lalu mendidik anak-anaknya dan tentu itu tidak dilakukan oleh orang-orang yang berleha-leha tanpa kesiapan apapun.



3.      Kapan waktu yang tepat menurut kamu untuk menikah?

Setelah siap secara fisik dan mental. Karena jika bicara waktu maka bicara umur, sedangkan umur tidak dijadikan patokan seseorang untuk menikah.




4.      Apakah kamu setuju dengan konsep menikah muda? Apa alasannya?

Ya, Saya setuju, bahkan Saya pun pernah berpikir untuk menikah muda. Namun karena satu dan lain hal maka itu tidak terealisasikan. Menurut Saya menikah muda itu tidak buruk, pasangan bisa mengenal satu sama lain dalam jangka waktu lebih lama karena masih muda. Ditambah lagi jika sudah memiliki anak maka umur dengan si anak tidak jauh berbeda. Dan yang paling utama dapat terhindar dari fitnah. Dalam urusan ini tentunya orang tua harus berperan aktif dan ikut serta dalam mencarikan pasangan untuk anaknya, memberikan nasihat semacam wejangan karena masih muda jadi belum memiliki banyak pengalaman.



5.      Bahan pertimbangan apa saja atau yang harus dipersiapkan yang dapat membantu kamu dalam menuju jenjang yang lebih tinggi lagi?

Pertama yakin, meyakinkan diri sendiri untuk menikah. Kedua Ada calon pasangannya. Ketiga adalah siap secara finansial. Dan keempat adalah restu orang tua.



6.      Apa yang ingin kamu ucapkan pada orang diluar sana tentang pernikahan yang dianggap sebagai keharusan dalam hidup?

Bayi > balita > remaja > dewasa > tua > meninggal, itulah fase hidup. Orang-orang akan pergi dan jika kamu memilih untuk tidak menikah, maka kamu akan merasakan tua yang sepi tanpa pasangan dan anak-anak. Nikmatilah hidup sesuai dengan apa yang telah diatur oleh pencipta. Itu akan membuatmu tenang dalam menjalani kehidupan ini.



7.      Apa yang ingin kamu sampaikan pada orang diluar sana yang bisa saja jodohmu?

Siapkan dirimu dan aku pun sedang menyiapkan diriku. Perbaiki dirimu dan aku pun sedang memperbaiki diriku. Pilihlah aku karena agamaku, dan akupun akan memilihmu karena agamamu. Agama menjadi hal utama karena kamu akan menjadi nahkoda yang membawa kapal ini berlayar. Jika tujuanmu jelas maka Kita akan sampai dengan selamat. Namun jika sebaliknya maka Kita akan terombang ambing di tengah lautan tak tau arah.



8.      Apa harapan untuk diri kamu sendiri yang akan menikah suatu hari nanti?

Memiliki visi dan misi yang sama, tujuan hidup yang sama, dan alasan jelas  untuk apa menikah.




Nah, aku rasa setiap orang punya persepsi yang berbeda, walaupun benang merahnya selalu sama tapi setiap orang pasti punya warna yang lain. Setiap pemikiran dibentuk dari lingkungan dan bagaimana kita menanggapi hal tersbut yang tentu saja setiap pengambilan pemikiran setiap orang berbeda, coba deh bayangin bagaimana kalau semuanya memiliki pemikiran yang sama; pasti gak akan seru banget hihihi. Dan bagi siapa pun pasti mengharapkan dan merencanakan pernikahan yang semoga setahun sekali.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kalian,



See You Next Post J


Posting Komentar

0 Komentar