Review Bumi Manusia (2019) Cintanya Pada Indonesia, Harus Merelakan Banyak Hal


Selamat datang dan selamat bergabung ke blogku...

Di tulisan kali ini aku mau mereview sebuah film yang diperkirakan akan booming karena diangkat dari sebuah buku dengan judul yang sama yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer seorang pengarang yang produktif dalam sejarah sastra indonesia, yang tentu saja Beliau sudah menghasilkan lebih dari 50 karya dan sudah diterjemahkan kelebih dari 42 bahasa asing. Bukunya sendiri adalah buku pertama dari Tetralogi Buru dan yang pertama kali diterbitkan oleg Hasta Mitra tahun 1980, Kebayangkan? Tahun itu aku juga belum lahir soalnya hihih.

Seingat aku, beberapa bulan yang lalu banyak banget sosial media yang mulai menyorotin novel Bumi Manusia dari yang sekedar mereview sampai ada penjualan kembali. Aku sempat tertarik mau membelinya tapi dikarenakan keuangan yang masih belum stabil ditambah mulai habis ditoko buku dan yang satu lagi bukunya tebal sekali membuat aku mengurungkan niat untuk membelinya. Lalu kemudian mulai heboh ketika beberapa cast tengah mengadakan konferensi peresmian pemilihan cast untuk film tersebut, yang tidak lain, yang paling booming adalah Iqbaal sebagai Minke dengan menggunakan pakaian adat Jawa. Aku jujur senang karena jika aku tidak bisa membaca bukunya setidaknya aku bisa menonton filmnya, walaupun aku tau sense waktu membaca akan sangat berbeda ketimbang saat menonton.

Difilm Bumi manusia yang diproduksi oleh Falcon Pictures dan yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini awalnya aku tidakk yakin karena dalam ekspektasiku ya Cuma akan jadi sekedar film dokumentasi sejarah yang akan bikin mengantuk, tapi ternyata tidak begitu. Apalagi sebelumnya di twitter ramai dengan thread pakaian Annelies yang tidak sesuai dengan pakaian tahun tersebut, tapi jujur bagi aku yang awan dengan segala yang mendukung film ini sangat luar biasa.

Diawal film aku merasa ini akan jadi film a la FTV dengan bahasa belanda yang lebih sering digunakan, tapi aku salut loh kalau itu cast benar-benar menggunakan bahasa Belanda soalnya benar-benar fasih dan itu dialognya gak pendek hampir sekitar 20% diawal film menggunakan Bahasa Belanda. Dan yang pertama kali melihat Iqbaal sebagai Minke aku sudah dibuat jatuh cinta dengan penampilannya yang sangat menggemaskan.

Ada Minke, Robert Suurhorf, Robert Mellema, Annelies Mellema dan Nyai Ontosoroh emang tokoh utama yang jadi center dalam film ini.  Minke dengan segala keistimewaan yang sulit banget dijalaskan kharismanya walaupun dia sebagai pribumi. Robert Shuurof sebagai teman Minke yang Indo ternyata sangat mengagung-agungkan Londo. Robert Mellema sebagai kakak laki-laki dari Annelies yang juga menganggung-agungkan londo padahal dia adalah seorang Indo dari Ibunya yang juga seorang Pribumi. Annelies adalah seorang adik dari Robert Mallema yang malah lebih ingin menjadi Pribumi dan juga Nyai Ontosoroh seorang perempuan yang luar biasa yang mampu hidup dalam sulitnya menjadi seorang simpanan seorang Londo.

Banyak banget hal yang asik dalam film ini, bahkan gak bisa ditebak sampai yang tiba-tiba bikin kita ketawa dan senyum-senyum sendiri. Dan rasanya gak Cuma itu saja, banyak banget pesan yang bisa diambil dari film ini karena hampir film ini 80% adalah polemik hidup yang semuanya tentang masalah. Masalah yang satu baru saja selesai ada masalah baru yang lebih sulit lagi datang.

Dari awal film kita diajak ikut merasakan jatuh cinta sejak pertama kali bertemu seperti yang dirasakan Minke dan Annelies, lalu diajak kemasalah Minke yang dituduh sebagai simpanan Nyai, penolakkan Minke menjadi calon Bupati dan malah menjadi penerjemah yang membuka banyak mata, anak dari istri pertama suami Nyai ontosoroh merusak kebahagiaan sampai Annelies yang harus sakit-sakitan karena batinnya juga ikut ditempa.

Difilm ini aku belajar untuk gak menyerah walaupun kita tau pasti ada kemungkinan kalah, difilm ini pun aku belajar bahwa apa yang buruk kalau dimaknai dengan yang positif  akan membuat kita tidak merasa kalah dengan keadaan. Segala usaha kadang tidak ada yang bisa dipaksakan, mungkin jalan terakhir hanya dengan tinggal menerimanya dengan lapang dada.

Film ini banyak banget suprisenya, dari suprise yang bikin kita senyum sampai yang keheranan. Tapi film ini menurutku bagus banget sih, dan memang benar walaupun durasainya cukup lama tapi gak bikin kita bosan karena berasa naik turunin emosi banget.

Nah, kalau pendapat kalian bagaimana tentang film ini? bisa tulis dikolom komentar ya J

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kalian dan,


See You Next Review J

Posting Komentar

0 Komentar