D - 5 | Rasa Sakit Tak Berwujud yang Nyata



Dahulu banyak sekali yang menggambarkan bahwa masalah itu sama halnya dengan moster, mimpi buruk dengan segala makhluk-makhluk menyeramkan yang tidak terdeskripsikan. Masalah yang bisa diringankan dengan membayangkan kita bisa menghapus gambaran moster itu dalam pandangan imajenasi kita, hanya tinggal memejamkan mata atau hanya dengan mengatakan mereka untuk pergi karena kita berani.

 

Tapi, semakin tumbuh dan mengerti tentang apa yang terjadi pada hidup semuanya seakan-akan nyata. Bukan lagi terasa nyata di imajenasi, melainkan nyata untuk dirasakan dan nyata untuk benar-benar dihadapi. Semakin tumbuh dan semakin menemukan masalah yang bukan hal kecil lagi, masalah yang bukan tentang saat ini saja. Tumbuh bersama masalah-masalah yang ikut bertumbuh juga ukurannya, masalah yang bukan lagi tentang diri sendiri yang mencoba untuk tetap mempertahankan kepercayaan diri agar selalu bisa menghadapinya.

 

Rasa sakit awalnya muncul setitik, yang kemudian menjadi seluas antartika. Rasa sakit yang masih bisa dianggap biasa sampai yang luar biasa, dari yang bisa bernafas sampai mampu membuat kesulitan bernafas. Rasa sakit yang rasanya hanya ada di dasar hati dan ada yang mampu membuat tumbuh rasanya mati, semuanya seakan semakin menjadi luar biasa. Memuat rasanya tumbuh dan jiwa berada di dunia yang berbeda, membuat hampa dan sepi bercampur dengan luka yang tak kunjung sembuh.

 

Ada beberapa orang yang menyembunyikannya agar tetap dianggap manusia tanpa luka, dan ada beberapa orang yang dengan terang-terangan menunjukkan lukanya agar dianggap tetap manusia. Semuanya tergantung pada kepercayaannya dan seberapa luas tempat penerimaan yang dimiliki, untuk tetap percaya dengan pilihannya dan tetap menerima walaupun berbeda dengan yang lainnya. Tapi, luka adalah luka. Luka adalah sebuah kenang-kenangan yang tersisa setelah kejadian besar dan pilihan yang sudah kita pilih terjadi pada hidup kita, luka dengan berbagai penyebab dan alasannya.

 

Mungkin, jika bisa digambarkan luka yang didapatkan bukan lagi dalam bilangan yang sedikit bahkan semua ukuran sudah terukir dan beberapa ada yang sudah memudar. Beruntunglah, luka-luka ini tidak nampak walau sangat mengganggu. Beruntunglah, luka-luka ini ada yang cepat sembuh dan ada beberapa yang masih meninggalkan sisa. Dan Beruntunglah, luka ini mengajarkan banyak hal dan menyadarkan banyak pikiran.

 


Posting Komentar

0 Komentar