17 Days Writing | Hari Ke-6 : Banyak hal yang tidak terduga di dunia ini

 


Jauh dari apa yang aku harapkan.

 

Kemarin malam aku kira hari ini akan berjalan seperti biasa, hari libur yang bisa bangun siang atau setidaknya jam tidur bisa ditambah lagi. Walaupun memang kenyataannya hari libur bersifat seperti itu, namun akan selalu ada kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Aku bisa bosan dengan rutinitas, tapi akan kaget juga kalau ada satu hal yang tidak seharusnya ada. Tapi, sebelum masuk ke bahasan atau hal yang terjadi hari ini aku ingin ucapkan terima kasih untuk kamu yang sudah membuka atau bahkan membaca tulisan ini. Semoga apa pun tulisan yang ada disini bisa membantu atau setidaknya kamu bisa tau bahwa ada hal yang tidak pernah kamu pikirkan bisa terjadi pada orang seperti aku.

 

Hari minggu, hari yang sudah aku rencanakan dihari sebelumnya bahwa aku akan sedikit produktif karena aku akan mempersiapkan makanan yang akan aku jual di kampus. Aku ingin membuat sesuatu yang baru dan membeli bahan yang kurang, jadi aku merencanakan untuk pergi ke pasar pagi-pagi. Ya, tidak pagi-pagi banget. Aku sudah bangun pagi dan rasa ngantuk masih hadir jadi aku tidur lagi, dan sekitar jam setengah Sembilan aku baru akan ke pasar. Sepulangnya mengerjakan makanan yang akan dijual sampai sekitar jam 12 siang.

 

Disini, ada hal yang buat aku merasa miris sekaligus ikut bertanya-tanya ada apa gerangan. Budaya disekitar rumahku setiap ada yang akan mengadakan pernikahan atau acara besar lainnya, maka aka nada ibu-ibu yang datang dari pintu ke pintu untuk menyebarkan berita sembari memberikan permen atau se-sachet kopi instant. Rombongan ibu-ibu untuk datang ke rumahku memberi kabar bahwa salah satu keluarga akan mengadakan pernikahan, dan seperti ibu-ibu yang suka ada aja pembahasannya mulailah perbincangan ibu-ibu penyebar kabar dengan mama ku. Dan ada kalimat yang membuat aku, entah merasakan hal yang begitu sulit dijelaskan.

 

“Kok anak-anak orang sudah pada nikahin aja ya, saya kok belum (?!)”

 

Aku seketika diam, dan kata-kata yang hanya sebait itu rasanya terus berputar-putar dipikiranku. Aku masih mengira-ngira ucapkan yang diucapkan mama itu bermaksut seperti apa, dengan nada suara yang membingungkan dan tidak adanya tanggapan dari ibu-ibu pembawa kabar. Ya! Tanpa terasa mataku mulai terasa panas, sudah terasa mulai berkaca-kaca kalau aku berkaca, dan ada sesak yang sulit dijelaskan. Seketika pun aku ingat saat lebaran, saat session minta maaf mama Cuma bilang semoga aku cepet dapet jodoh. Aku agak sedikit ketawa sih waktu itu, Cuma sekarang kalau dipikir-pikir rasanya sedih juga.

 

Tapi, tunggu. Mari telaah Bersama. Pertama, kalau aku diposisi orang tua tentu akan sangat terasa bertanya-tanya dan terlebih lagi kebanyakkan teman-temannya sudah punya cucu. Orang tua pasti akan merasa cemas karena anak-anaknya belum menunjukkan bahwa dirinya akan mendapatkan pasangan hidup, yang mungkin artinya adalah kebahagiaan untuk anaknya sendiri. Atau mungkin ini semua karena tekanan dari sekeliling karena merasa tertinggal dengan keluarga lainnya yang sudah menikahkan anak-anaknya dengan cepat, merasa anaknya tidak seberuntung anak-anak orang lain yang sudah menikah. Atau bisa jadi untuk meringankan beban orang tua dan mengurangi jumlah anggota dirumah yang semakin sempit saja dengan perabotan atau biaya hidup.

 

Untukku, di fase ini memang cukup menganggu. Terlebih lagi aku sempat dibodohi ekspektasi naif dan lugu semasa sekolah karena berpikir bahwa aku akan menikah diumur 22 tahun dengan seseorang yang 2-3 tahun lebih tua dariku. Ya, sampai beberapa tahun setelah itu, setelah menyadari kenyataannya aku jadi mulai paham mengapa sulit sekali untuk menentukan kapan menikah karena siap atau kapan menikah karena semuanya sudah ada dititiknya.  Lagi pula yang mendapat tekanan tidak hanya orang tua, tapi aku juga sebagai anak. Sama-sama menghadapi tekanan yang luar biasa. Dulu aku anggap permasalahan ini tidak seluar biasa ini karena aku mungkin belum tau bagaimana rasanya ‘tertinggal dan ditekan’, dan sekarang aku tau.

 

Dunia ini memang selalu punya hal yang engga kamu ketahui, kamu akan tau kalau kamu sudah ada di titik tersebut. Jadi, aku punya pesan untuk kamu yang merasa tidak tau. Ya, kamu harus mempersiapkan diri untuk dapat menerima, mengikhlaskan, dan mengetahui apa yang kamu mau dan kamu butuhkan dalam hidup ini. Karena hidup ini tidak ada yang pasti, jadi kamu harus memperkuat dirimu. Dan satu hal yang jangan sampai dilupa (aku sendiri suka lupa) untuk sadar bahwa kita punya waktu kita sendiri yang tentunya berbeda dengan orang lain.


Posting Komentar

0 Komentar