Jauh dari apa yang aku harapkan.
Kemarin malam aku kira hari ini
akan berjalan seperti biasa, hari libur yang bisa bangun siang atau setidaknya
jam tidur bisa ditambah lagi. Walaupun memang kenyataannya hari libur bersifat
seperti itu, namun akan selalu ada kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Aku
bisa bosan dengan rutinitas, tapi akan kaget juga kalau ada satu hal yang tidak
seharusnya ada. Tapi, sebelum masuk ke bahasan atau hal yang terjadi hari ini aku
ingin ucapkan terima kasih untuk kamu yang sudah membuka atau bahkan membaca
tulisan ini. Semoga apa pun tulisan yang ada disini bisa membantu atau
setidaknya kamu bisa tau bahwa ada hal yang tidak pernah kamu pikirkan bisa
terjadi pada orang seperti aku.
Hari minggu, hari yang sudah aku
rencanakan dihari sebelumnya bahwa aku akan sedikit produktif karena aku akan
mempersiapkan makanan yang akan aku jual di kampus. Aku ingin membuat sesuatu
yang baru dan membeli bahan yang kurang, jadi aku merencanakan untuk pergi ke
pasar pagi-pagi. Ya, tidak pagi-pagi banget. Aku sudah bangun pagi dan rasa
ngantuk masih hadir jadi aku tidur lagi, dan sekitar jam setengah Sembilan aku baru
akan ke pasar. Sepulangnya mengerjakan makanan yang akan dijual sampai sekitar
jam 12 siang.
Disini, ada hal yang buat aku
merasa miris sekaligus ikut bertanya-tanya ada apa gerangan. Budaya disekitar
rumahku setiap ada yang akan mengadakan pernikahan atau acara besar lainnya,
maka aka nada ibu-ibu yang datang dari pintu ke pintu untuk menyebarkan berita
sembari memberikan permen atau se-sachet kopi instant. Rombongan ibu-ibu untuk
datang ke rumahku memberi kabar bahwa salah satu keluarga akan mengadakan
pernikahan, dan seperti ibu-ibu yang suka ada aja pembahasannya mulailah
perbincangan ibu-ibu penyebar kabar dengan mama ku. Dan ada kalimat yang
membuat aku, entah merasakan hal yang begitu sulit dijelaskan.
“Kok anak-anak orang sudah pada
nikahin aja ya, saya kok belum (?!)”
Aku seketika diam, dan kata-kata
yang hanya sebait itu rasanya terus berputar-putar dipikiranku. Aku masih
mengira-ngira ucapkan yang diucapkan mama itu bermaksut seperti apa, dengan nada
suara yang membingungkan dan tidak adanya tanggapan dari ibu-ibu pembawa kabar.
Ya! Tanpa terasa mataku mulai terasa panas, sudah terasa mulai berkaca-kaca
kalau aku berkaca, dan ada sesak yang sulit dijelaskan. Seketika pun aku ingat saat
lebaran, saat session minta maaf mama Cuma bilang semoga aku cepet dapet jodoh.
Aku agak sedikit ketawa sih waktu itu, Cuma sekarang kalau dipikir-pikir
rasanya sedih juga.
Tapi, tunggu. Mari telaah Bersama.
Pertama, kalau aku diposisi orang tua tentu akan sangat terasa bertanya-tanya
dan terlebih lagi kebanyakkan teman-temannya sudah punya cucu. Orang tua pasti
akan merasa cemas karena anak-anaknya belum menunjukkan bahwa dirinya akan
mendapatkan pasangan hidup, yang mungkin artinya adalah kebahagiaan untuk
anaknya sendiri. Atau mungkin ini semua karena tekanan dari sekeliling karena
merasa tertinggal dengan keluarga lainnya yang sudah menikahkan anak-anaknya
dengan cepat, merasa anaknya tidak seberuntung anak-anak orang lain yang sudah
menikah. Atau bisa jadi untuk meringankan beban orang tua dan mengurangi jumlah
anggota dirumah yang semakin sempit saja dengan perabotan atau biaya hidup.
Untukku, di fase ini memang cukup
menganggu. Terlebih lagi aku sempat dibodohi ekspektasi naif dan lugu semasa
sekolah karena berpikir bahwa aku akan menikah diumur 22 tahun dengan seseorang
yang 2-3 tahun lebih tua dariku. Ya, sampai beberapa tahun setelah itu, setelah
menyadari kenyataannya aku jadi mulai paham mengapa sulit sekali untuk
menentukan kapan menikah karena siap atau kapan menikah karena semuanya sudah
ada dititiknya. Lagi pula yang mendapat
tekanan tidak hanya orang tua, tapi aku juga sebagai anak. Sama-sama menghadapi
tekanan yang luar biasa. Dulu aku anggap permasalahan ini tidak seluar biasa
ini karena aku mungkin belum tau bagaimana rasanya ‘tertinggal dan ditekan’,
dan sekarang aku tau.
Dunia ini memang selalu punya hal
yang engga kamu ketahui, kamu akan tau kalau kamu sudah ada di titik tersebut. Jadi,
aku punya pesan untuk kamu yang merasa tidak tau. Ya, kamu harus mempersiapkan
diri untuk dapat menerima, mengikhlaskan, dan mengetahui apa yang kamu mau dan
kamu butuhkan dalam hidup ini. Karena hidup ini tidak ada yang pasti, jadi kamu
harus memperkuat dirimu. Dan satu hal yang jangan sampai dilupa (aku sendiri
suka lupa) untuk sadar bahwa kita punya waktu kita sendiri yang tentunya berbeda
dengan orang lain.
0 Komentar