QnA Ghina Alfiyah Wibowo Tentang Sastra Perancis, Gimana ya?!

Selamat datang di QnA kali ini!!

 

Finally, akhirnya bisa post QnA lagi setelah rasanya sudah lama sekali tidak membahas hal-hal dari sudut pandang orang lain. Di postingan kali ini kita akan bahas tentang sesuatu hal akan bikin kamu merasa penasaran, kenapa sih?

 

Setelah rasanya kita terlalu biasa dicekoki Bahasa inggris, kali ini kita akan bahas sesuatu hal yang berbeda. Yap! Kita bahas Bahasa lain, bukan Bahasa Indonesia apalagi Bahasa inggris. Kita akan bahas Bahasa Perancis! Postingan ini akan bersumber dari sudut pandang perempuan yang aku kenal, perempuan yang aku rasa dia memang punya bakal untuk jadi unik. Mari kita mulai.

 

Aku perkenalkan, Ghina Alfiyah Wibowo yang nama panggilannya cukup banyak, bisa Ghina, Ghince atau cece. Perempuan leahiran 16 Mei 1998 ini sedang berkuliah di Universitas Negeri Semarang. Bernyanyi, menari, berenang, traveling dan kuliner jadi hobinya, walaupun sedang sibuk mengerjakan skripsi (semoga lancar ya skripsinya). Ghina SMP yang aku kenal memang sudah jago berbahasa Inggris dan menurutnya Bahasa Inggris memang sudah melekat di hidupnya, kalau kata kita Bahasa inggri sudah jadi passionya. Ternyata saat ini Ghina sedang menempuh mendidikan Bahasa dan sastra asing, prodi studi Bahasa Perancis loh!

 

Ternyata sebelum mengambil jurusan Sastra Perancis Ghina pernah berkuliah juruan manajemen  selama satu tahun. Hingga suatu hal menyadarkan Ghina.

Setahun kemudian, aku kembali mencoba mengikuti uji seleksi PTN, namun kali ini aku seperti tersadar bahwa mungkin sastra inggris bukan “jalanku”. Saat memilih jurusan, aku teringat kata-kata bapakku yang pernah menawariku untuk mengambil kuliah sastra perancis. Jadi, aku memilih apa yang disarankan dan diridhoi bapakku. Alhamdulillah berjalan lancar dan akhirnya aku berkuliah sastra perancis hingga sekarang.

 

Mengapa berpikir untuk mencoba Bahasa Perancis?

Aku sangat suka. Rasanya seperti gampang saja terserap di otakku. Tidak seperti matematika yang harus kuulang berkali-kali baru bisa kupahami. Menurutku, bahasa itu sangat unik. Kita berbicara melalui bahasa. Ketika kita menuturkan suatu kalimat, kalimat itu bisa memiliki makna yang berbeda di setiap pendengarnya, apalagi jika kita ubah struktur dan intonasinya. Dengan bahasa, kita dapat mengungkapkan maupun menutupi sebuah perasaan atau emosi yang kita alami. Itulah yang membuat bahasa menjadi bagian dari seni, apapun jenisnya. Kita dapat berkreasi dengannya.

 

Sepertinya alasan Ghina memilih prodi Sastra Perancis, membuat aku yang Sastra Inggris sanga penasaran.  Karena menurut Ghina Perancis itu sangat indah, bahkan…

Kita hanya akan bisa menilai keunikan bahasa setelah mendengar dan menuturkannya. Bagiku, bahasa perancis sangat indah dan enak untuk didengar. Terdengar seperti puisi. Dalam budaya perancis, mereka mengungkapkan sesuatu melalui bahasa (lisan) yang terkadang terkesan bertele-tele karena terdengar panjang saat dituturkan. Akan tetapi, di situlah letak keindahannya. Menurutku, itu sangat romantis.

 

Menurut Ghina, Ketika sudah mengetahui Bahasa Perancis ternyata tidak berbeda dengan Bahasa inggris dan bahkan struktur bahasanya lebih mirip ke Bahasa Indonesia.

Setelah mendalami ketatabahasaan prancis, memang kita akan sampai pada anggapan bahwa bahasa indonesia sangat miskin kosakata. Itu karena bahasa indonesia tidak memiliki banyak padanan kata untuk bahasa asing. Setidaknya, itu yang aku alami. Hehehe...

 

Memangnya apa saja sih yang dipelajari dalam Sastra Perancis?

Kuliah bahasa prancis tidak banyak mempelajari susunan kalimat, makna bacaan, dan kosakata, tetapi juga mempelajari budaya Perancis. Mulai dari sejarah bangsanya, beralih ke sejarah karya sastra perancis dan tokohnya, sampai teori-teori linguistik dan kesastraan. Sebagai penikmat bahasa, aku lebih suka mata kuliah yang berhubungan dengan struktur kalimat, makna kalimat, atau itu semua biasa disebut kajian linguistik. Yang paling tidak menarik? Jujur saja, bagiku itu adalah mata kuliah kesastraannya. Mempelajari kisah sejarahnya juga menarik, kita seperti dibawa terbang dari abad satu ke abad lainnya dan seperti dapat membayangkan keindahan arsitektur bangunan Perancis.

 

Saat aku menanyai kemudahan dalam Bahasa Perancis, Ghina mengatakan bahwa kita harus mencoba sesuatu itu sendiri untuk mengetahui mana yang mudah dan mana yang tidak. Artinya kita harus benar-benar nyemplung di hal yang mau kita cari tau, jadi tidak setengah-setengah. Menurut Ghina pun, kita harus menikmati hal yang kita lakukan, maka disanalah keinginan kita untuk melanjutkannya akan muncul. Moment yang tidak terlupakan oleh Ghina adalah ujian DELF yang menurutnya sama dengan TOEFL dalam Bahasa inggris, dan ujian lisan dengan topik yang random. Can you imagine?

 

Ghina punya pesan untuk kamu yang tertarik dengan dengan Bahasa Perancis!

Coba saja. Lalu rasakan indahnya Perancis melalui bahasanya. Kalian pasti akan menghadapi kesulitan, tapi bukan di situ poinnya. Proseslah yang membuat kalian menjadi lebih baik. Mulai dengan membiasakan diri mendengarkan lagu-lagu berbahasa prancis. Kalian juga bisa mengikuti kursus online maupun webinar. Kalian perlu ingat, Prancis itu bukan sekadar La tour Eiffel atau Menara Eiffel, banyak keindahan lain dari Prancis yang dapat kalian jelajahi dengan mulai mempelajari bahasa dan budayanya.

 

Sekian QnA kali ini, Semoga untuk yang berniat mempelajari Bahasa Perancis tidak pantang menyerah dan terus berusaha sampai dititik yang kamu inginkan. Terima kasih juga kepada Ghina sudah membagikan kisah anak Sastra Perancis, untuk yang mau follow Instagramnya bisa difollow @ghinawoo

 

 

 

See You Next Post 😊