Pakai Jas Hujan, Bukannya Melindungi Malah Menghujani




Selamat datang di sini!!!

Selamat datang bulan ramadhan dan selamat datang hujan yang akhir-akhir ini datang tanpa diundang, bagaimana puasa kalian? Semoga tetap lancar sampai sebulan dan semoga kesehatan selalu milik kalian.

Jadi dipostingan  kali ini aku ingin membagikan isi pikiran yang akhir-akhir ini ada dipikiranku, tentang suatu hal yang entah mengapa selalu melekat 2 hari belakangan dan aku ingin membagikannya dengan kalian. Yuk, kita mulai...

Sejak 2 hari yang lalu langit mendung lebih sering, entah itu berangkat kuliah, pulang kuliah atau waktu ingin berangkat kerja. Aku kira bulan ini akan masuk bulan kemarau, tapi siapa yang tau? Hujan bisa datang kapan saja. Kebanyakkan orang bilang bahwa mendung berarti akan hujan, tapi aku sedikit tidak percaya dengan kata itu karena terkadang kuncinya adalah angin yang membawanya kemana, atau bisa jadi terserah hujan ingin bertahan ditempat mana untuk membiarkan airnya turun ke tanah.

Dan sejak 2 hari itu aku melewati daerah yang selalu mendung, dan pada akhirnya harus rela menepi untuk memakai jas hujan saat rintik hujan sudah turun. Sebenarnya aku bisa saja menepi untuk menunggu hujan reda, tapi kalau dipikir-pikir aku tidak mungkin membuang waktu hanya untuk menunggu hujan reda sedangkan kegiatan lain sedang menunggu, kalau dipikir-pikir aku punya alasan untuk datang terlambat tapi selagi bisa diusahakan kenapa tidak?.

Setelah puluhan tetes air sudah terasa membasahi kaca helm aku pilih menepi saja, memakai jas hujan yang sudah setia menunggu di jok motor. 1 setel jas hujan, baju dan celananya yang berwarna merah tua itu sebenarnya milik kakakku yang dihibahkan bersama motornya untukku. Dengan sangat yakin aku memakainya, merasa sombong didepan para pemotor lain yang tengah menunggu hujan reda dibawah pohon atau di depan warung/ruko.

I feel something wrong! Yap! Something wrong with this suit!

Aku kira yang menunggu setia akan tetap baik-baik saja, tapi liat, yang terjadi dengan jas hujan ini adalah kelelahan. Jas hujan yang sudah bersemayam lama di jok motor hanya dikeluarkan jika perlu, bahkan hanya saat hujan mulai deras. Jas hujan itu sudah tidak sekuat dulu, maksutku sekuat saat masih baru, masih kuat menahan yang ingin masuk. Lalu seketika pikiranku tentang banyak hal masuk.

Yang pertama
Jika diumpamakan jas hujan adalah seseorang yang mencintaimu, yang selalu ingin melindungimu, yang selalu ingin mendampingimu tapi yang kamu lakukan bahkan tidak menoleh sama sekali, tidak menghargai sama sekali. Kamu bahkan membutuhkannya jika kamu butuh. Seseorang itu pun tidak sepenuhnya baru, dia sudah diterpa beberapa juta kali hujan yang menghujam. Bahkan tidak hanya hujan, tapi juga tanah dan lumpur. Apa kamu pernah sedikit pun berpikir untuk mencucinya, merawatnya dari luka-luka masa lalu? Menjaganya sepenuh hati?. Aku rasa tidak!

Yang kedua
Jika diumpamakan jas hujan adalah pemikiranmu yang selalu berpura-pura. Saat kamu yakin menggunakan tameng atau keyakinan lamamu yang biasa kamu gunakan sejak dulu, tidak akan membuatnya makin kuat, yang ada kamu hanya menipu dirimu sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja padahal ada yang salah, padahal harus ada yang kamu pebaiki lagi, kamu perkuat kembali. Kamu tidak mengantisipasti bahwa hal buruk bisa saja terjadi, bahwa hal yang tidak kamu duga-duga akan terjadi. Kamu pernah sedikit memilikirkannya namun pemikiran itu kamu sisihkan jauh-jauh, dan jika terjadi kamu salahi diri kamu sendiri mengapa harus menyisihkannya jauh-jauh.

Yang ketiga
Kamu bisa saja menunggu walau jas hujan bisa melindungimu, tapi kamu tetap memilih untuk meneduh dari kejauhan hujan yang turun. Kamu bisa memilih untuk tidak kebasahan sama sekali, kamu bisa menghindari sakit (hati) tapi terkadang menunggu sudah membuatmu bosan, dan terkadang menunggu membuatmu sadar bahwa kamu diizinkan bersandar sebentar. Sebenarnya keduanya memiliki kesenangan yang sama, senang melihat hujan dari kejauhan tanpa harus kebasahan atau dibawah hujan menikmati hujan yang jatuh tepat ditubuh kita. Tapi itu kembali lagi pada pilihan kita, semua hal memiliki konsekuensinya masing-masing.

Pikiran random bisa datang kapan saja, bisa dikaitakan pada banyak hal dan bisa juga beri kita pemikiran yang baru hanya dari mengamati kejadian di sekeliling kita. Mungkin dari hujan dan jas hujan kalian juga bisa banyak belajar, bahwa yang melindungi tidak selalu dapat terus melindungi dan hujan tidak selalu menghujani pikiran dengan hal yang menyedihkan. Mungkin sekian tulisan kali ini, semoga tulisan ini bermanfaat untuk kalian.

See You Next Post Jv

Posting Komentar

0 Komentar