Selamat
datang kembali di Blogku J
Bagaimana
kabar kalian pada saat membaca tulisan ini yang sudah masuk bulan puasa? Semoga
lancar terus ya puasanya dan semoga segala keberkahan selalu dilimpahkan kepada
kalian, dan aku ingin mengucapkan juga mohon maaf jika aku ada salah dalam
penulisan atau dalam tutur kata. Semoga segala ibadah kita di bulan Ramadhan
ini diterima oleh-Nya, aamiin.
Kembali
lagi pada Beropini yang masih lanjutan dari postingan sebelumnya, yaitu tentang
buku yang memiliki 8 bagian didalamnya. Dari tiap-tiap bagian itu memiliki tema
yang berbeda-beda, dan di dalam Bagian yang ketujuh ini akan membahas tentang
jatuhnya kita dan perasaan kita secara bersamaan. Langsung saja, selamat
membaca.
Bagian
Ketujuh
TIDAK
BISA APA-APA
GEJALA
DEPRESI
Meski
tidak sampai didiagnosis depresi, perasaan adalah sesuatu yang hidup, sehingga
wajar jika ada naik- turunnya. Didalam hari mengalirlah sungai yang luas dan
dalam.
Sometimes kita merasa bahwa hidup seperti sebuah sungai,
sungai yang memiliki alurnya sendiri, kedalaman yang berbeda dan bisa luas atau
kecil. Sama seperti hidup yang membuat kita merasa waktu berjalan dengan sangat
cepat atau sangat lambat, kadang kita melibatkan begitu dalam perasaan atau
bahkan tidak menggunakan perasaan kita sama sekali, atau kita dibuat berfikir
luas atau berfikir kecil sekali. Seperti sungai gejala depresi bisa datang
kapan saja walau kita tidak tau kebenarannya.
BICARALAH!
Kadang
ada yang tiak boleh dibicarakan, dan kita memilih menutup mulut karena lebih
memperhatikan hati orang lain ketimbang hati kita sendiri.
Cobalah
ungkapkan isi hatimu. Jangan melihat perasaan orang lain atau takut dengan
orang lain, tetapi cobalah ungkapkan isi hatimu.
Mungkin kita terkadang lupa untuk memperhatikan diri kita
sendiri dan lebih banyak memperhatikan orang lain, padahal orang lain belum
tentu memperhatikan kita. Mungkin kita bisa mencoba untuk mengutarakan isi hati
kita, karena bagaimana pun jika kita tidak mengutarakannya entah siapa lagi
yang bisa. Karena diri kita pun butuh dimengerti oleh orang lain, butuh
dipahami dan butuh diperhatikan.
KHAWATIR
Yang
kita harus pikirkan bukanlah kekhawatiran, melainkan “solusi”
Tekadang kita
terlalu kalut karena kekhawatiran yang kita buat sendiri, menghembuskan asap
hitam tapi tidak menghilangkannya tapi malah membuatnya jadi makin hitam.
Bukannya mencari kipas yang lebih besar malah tetep bersikeras bahwa kipas
kecil sudah cukup, kekhawatiran membuat kita lupa untuk mencari solusi.
TIDAK
BERDAYA
Apa
yang membuat kita merasa tidak berdaya?
Jika
tahu jawabannya, kita tidak perlu bergumul lama soal apa yang kita butuhkan.
Kekosongan yang kita rasakan secara cepat dipenuhi dengan materi. Makanan yang
enak-enak, melihat pemandangan bagus, menikmati yang seru-serum dengan begitu
perasaan kosong itu cepat hilang.
Mungkin yang kosong memang butuh diisi, atau yang kosong
memang seharusnya diisi dan jika tidak diisi hidup akan terasa jauh lebih
sulit. Bukankah hidup tentang mengisi yang kosong, menyatukan yang terpisah dan
merasakan apa yang seharusnya dirasa.
TIDAK
ADA YANG MEMEGANGKU
Aku
bisa menjadi pendukung yang paling hebat bagi diriku, dan bisa menjadi musuh
yang paling besar juga.
Sebenarnya kita adalah sebaik-baiknya malaikat dan
sejahat-jahatnya iblis, kita bisa menjadi begitu baik dan bisa begitu sangat
jahat walaupun pada diri kita sendiri.
WAJAH
BERTOPENG
Aku
ingin percaya bahwa dengan wajahku yang terus terang, aku bisa menghadapi
orang-orang.
Dalam menghadapi seseorang kita selalu ingin jadi yang
terbaik, ingin jadi yang paling terang, dan ingin jadi yang paling menarik
perhatian. Disanalah kepercayaan pada diri sendiri diperlukan.
KUNCI
HATI
Kalau
hati lawan bicaramu bukan hanya tertutup tetapi terkunci, cobalah cari kuncinya
terlebih dahulu.
Kita pikir kita
yang paling tau tentang isi hati kita, kurasa hati pun akan sangat kecewa dan
menguncinya karena sering kali diabaikan mungkin dengan belajar untuk
memahaminya dan merawatnya dengan baik hati akan dengan senang hati membukanya.
Kita
sering kali dibuat kaku untuk menjalani hidup, karena berasa tak bisa apa-apa
membuat kita hanya menjalani hidup dengan apa adanya. Kurasa ada sebagian orang
yang tak ingin mengikuti arus yang mengalir karena yakin segala sesuatu bisa
diubah seperti apa yang ia mau, tapi bagi para sebagian orang yang mengikuti
arusnya juga mengerti bahwa mengikuti arus tidak semudah yang dibayangkan
karena mengikuti arus harus bertemu pula dengan banyak rintangan yang ada.
Merasa tidak bisa apa-apa bukan berarti tidak mencoba, hanya saja terkadang
hidup sudah diatur oleh yang Maha Kuasa.
Sekian
postingan kali ini, semoga bermanfaat untuk kalian My Readersku
See
You Next Post J
0 Komentar