Review Film Knives Out (2019) When You Know, Youre Already Kill Someone!

Knives Out. FOTO/IMDB/Lionsgate





Selamat datang kembali di review movie kali ini!!

Semoga hari kalian dipenuhi dengan keberkahan dan kebahagiaan.
Kali ini aku mau review salah satu film yang sempat aku ingin tonton sekali, tapi baru sempat menonotnnya ditahun ini. Film ini sempat membuatku penasaran karena film yang satu ini bergenre Drama kriminal mystery, dan yang baru aku tau adalah film satu ini punya satu genre lagi, yaitu comedy. Dari pada lama-lama yuk mending aku review.

Ternyata film ini tayang perdana pada 7 september 2019 di festival film International toronto, dan tayang serentak pada 27 September 2019. Film satu ini disutradarai oleh Rian Johnson yang menjadi sutradara di the space opera Star Wars: The Last Jedi (2017), dan diproduseri oleh Rian Johnson dan Ram Bergman. Film satu para pemainnya gak perku diragukan lagi.

Center dalam film ini diperankan oleh si cantik Ana de Armas sebagai Marta Cabrera yang menjadi perawat bagi Christopher Plummer sebagai  Harlan Thrombey yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-85 bersama keluarga besarnya. Namun keesokkan harinya Fran (Eddi Patterson) menemukan Harlan sudah terbujur kaku diruangannya dengan tenggorokkan yang terbuka lebar, dengan keadaan berikut tiba-tiba saja seorang polisi dan 2 orang detective datang untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi.

2 detective mencoba mengintrogasi seluruh keluarga, satu demi persatu mengungkapkan apa yang terjadi sebelum Harlan meninggal dunia yang masih diduga bunuh diri. Namun perlahan satu persatu rahasia keluarga tersebut terbongkar, dimulai dengan Richard yang berselingkuh, Walt yang berseteru dan Randsom yang sempat berseteru dengan Harlan sebelum dirinya keluar dari rumah. Yang pada akhirnya introgasi terakhir berakhir pada Marta yang mengaku dirinya jika berbohong akan mual dan muntah.

Satu persatu kronologi diucapkan ulang oleh Marta, yang aku sendiri suda yakin jika Marta yang membunuh Harlan walaupun dengan cara yang tidak disengaja. Harlan yang memberikan alibi itu sendiri untuk membuat Marta tidak bersalah karena Harlan tau keselamatan Marta dan keluarganya penting, terlebih lagi izin Ibu dan adik Marta masih illegal untuk tinggal dinegara tersebut.
Semuanya semakin kacau saat pengacara Harlan mengatakan bahwa semua hak waris jatuh pada Marta, membuat beberapa anak Harlan keheranan dengan yang terjadi dan memaksa Marta untuk memngembalikkannya. Lalu perlahan beberapa cahaya terlihat, bukan dari Marta lagi tapi dari orang lain.

Di pertengahan film aku sudah mengira bahwa Marta bisa saja ditangkap walaupun tanpa kesengajaan, bahwa dirinya sudah menyuntikkan dosis yang berlebihan. Tapi, Harlan dengan baiknya malah memberikan cara agar Marta tidak ditangkap. Mungkin Harlan juga sudah muak dengan keluarganya yang selalu mementingkan uang dan kekuasaan, bahkan dirinya tidak panik saat mengetahui dirinya sudah disutikkan dengan dosis yang berlebihan dan akan mati dalam 10 menit.

Menuju akhir film, beberapa keanehan terjadi. Tidak hanya diungkapkan oleh Marta yang semakin curiga setelah menemukan Fran dibius bersama tas obat milik Harlan, yang bisa dijadikan sebagai brang bukti saat seseorang mengirim email untuk bertemu ada sebuah tempat setelah mengetahui labolatorium tempat darah Harlan diperiksa.

Lalu perlahan terungkaplah siapa pelakunya, yang sebenarnya sejak awal sudah menjadi kepingan puzzle yang terlupakan dan dianggap biasa.

Yang membuatku bingung adalah  di mana sisi comedynya? Pada saat Marta Muntah? Kalau menurut kalian  di mana sih sisi comedynya?

Aku kasih rating film ini
6,5/10

Karena memang setelah menontonnya gak terlalu berkesan, kalau menurut kamu film ini gimana?
 Sekian review kali ini, semoga menjadi menjadi list film yang kamu mau tonton.



See You Next Post J

Posting Komentar

0 Komentar