Review Film 27 Steps of May (2018) Bagaimana May Bisa Keluar dari Dunianya?!


Instagram/27stepsofmay

Selamat datang di blogku!!

 

Sebelum kita mulai mereview film yang satu ini, aku ingin mengucapkan terima kasih pada para pembaca yang selalu meluangkan waktunya untuk membuka dan membaca tulisan yang ada di blog ini. Besar sekali harapanku agar blog ini dapat bermanfaat untuk kalian,  dan dapat mencari masukkan yang bagus untuk kalian. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih.

 

Jadi film yang ingin aku bahas kali ini adalah film yang aku rasa tidak cukup booming, entah karena peminat yang kurang tertarik dengan ceritanya atau memang saat itu sedang ada film lain yang jauh lebih menarik. Bahkan kalau tidak salah film ini hanya diputar dibeberapa bioskop, dan kemudian beberapa bulan kemudian di tayangkan lagi di beberapa bioskop. Sebenarnya film ini sangat menarik karena membahas tentang hal yang sebenarnya tabu dikalangan masyarakat Indonesia, dan sebenarnya hanya membahas 1 unsur yang sangat penting sekali.

 

Film ini adalah 27 Steps of May, sebuah film drama tahun 2019 yang disutradarai oleh Ravi Bharwani dan ditulis dan diproduksi oleh rayya Makarim. Film ini membahas isu yang tabu tentang seorang gadis yang bernama May yang diperankan oleh Raihaanun yang menjadi korban pemerkosaan pada kerusuhan Mei 1998, dan Ayahnya yang diperankan oleh Lukman Sardi yang menjadi petinju untuk menyalurkan emosi akibat trauma dari kerusuhan tersebut.

 

May yang diperankan oleh Raihaanun sangat-sangat memukau, karena peran May hanya mendapat sedikit dialog dan benar-benar bergantung pada ekspresi yang ditunjukkan dan oleh sebab itu menurutku Raihaanun benar-benar memukau dan dapat menyampaikan apa yang ia rasakan pada penontonnya. Tidak hanya ekspresi yang ditunjukkan pada pemerannya, namun banyak sekali aspek-aspek yang mampu menggambarkan apa yang terjadi pada situasi tertentu. Trauma, duka, dendam, putus asa, rasa bersalah benar-benar menyiksa disepanjang jalannya film ini.

 

Film ini pun banyak sekali menyisipkan pesan yang sangat berarti, bukan hanya tentang masa sekarang yang harus dihadapi dengan semangat. Tapi juga, bagaimana bisa terlepas dari masa lalu yang tak akan pernah hilang dalam hidup kita. Hal itu tidak hanya dirasakan oleh May yang tiap kali teringat saat menjadi korban pemerkosaan walaupun kejadiannya sudah 8 tahun berlalu, May sering kali teringat dan mencoba meluapkan emosinya dengan melakukan self-harm dan menolak keluar dari kamarnya. Rasa bersalah pun dirasakan Ayahnya yang tidak bisa melakukan apa pun, yang malah melimpahkan rasa menyesal pada dirinya sendiri dan meluapkannya dengan menjadi petinju tanpa memperdulikan kemenangan untuk kepuasan emosi kesalnya.

 

Namun, dibalik itu semua ada peran yang seolah menjadi penengah bahkan menjadi penolong dalam film tersebut yang tidak lain adalah, Verdi Solaiman yang menjadi kurir pengantar boneka yang akan diproduksi May dan Ayahnya di rumah. Selain menjadi kurir, Verdi Solaiman yang tidak dinamai perannya ini juga cukup menjadi penyemangat dan cukup membantu Ayah May. 1 peran yang tidak disebutkan namanya juga, yang entah nyata atau hanya imajenasi saja adalah Pesulap yang tinggal dibalik dinding kamar May. Pesulap ini mampu membuat May menjadi lebih berani dan mampu membuat hal-hal baru pada diri May.

 

Dan menurutku film ini pantas mendapat rating yang tinggi seperti yang diberikan IMDb yaitu 8,3/10 karena memang hal ini sangat-sangat penting untuk menjadi salah satu pembelajaran dalam hidup, apalagi tema yang diangkat cukup tabu dan jarang sekali dibahas. Aku juga akan memberikan rating;

 

8/10

 

Untuk kamu yang belum nonton, kamu harus banget nonton film ini. Dan untuk kamu yang udah, menurut kamu menarik gak sih film ini.. Bisa comment dibawah ya J

 

See You Next Post J

Posting Komentar

0 Komentar