Selamat
datang di blogku!!
Sebelum
kita mulai mereview film yang satu ini, aku ingin mengucapkan terima kasih pada
para pembaca yang selalu meluangkan waktunya untuk membuka dan membaca tulisan
yang ada di blog ini. Besar sekali harapanku agar blog ini dapat bermanfaat
untuk kalian, dan dapat mencari masukkan
yang bagus untuk kalian. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih.
Jadi
film yang ingin aku bahas kali ini adalah film yang aku rasa tidak cukup
booming, entah karena peminat yang kurang tertarik dengan ceritanya atau memang
saat itu sedang ada film lain yang jauh lebih menarik. Bahkan kalau tidak salah
film ini hanya diputar dibeberapa bioskop, dan kemudian beberapa bulan kemudian
di tayangkan lagi di beberapa bioskop. Sebenarnya film ini sangat menarik
karena membahas tentang hal yang sebenarnya tabu dikalangan masyarakat
Indonesia, dan sebenarnya hanya membahas 1 unsur yang sangat penting sekali.
Film
ini adalah 27 Steps of May, sebuah film drama tahun 2019 yang disutradarai oleh
Ravi Bharwani dan ditulis dan diproduksi oleh rayya Makarim. Film ini membahas
isu yang tabu tentang seorang gadis yang bernama May yang diperankan oleh
Raihaanun yang menjadi korban pemerkosaan pada kerusuhan Mei 1998, dan Ayahnya
yang diperankan oleh Lukman Sardi yang menjadi petinju untuk menyalurkan emosi
akibat trauma dari kerusuhan tersebut.
May
yang diperankan oleh Raihaanun sangat-sangat memukau, karena peran May hanya
mendapat sedikit dialog dan benar-benar bergantung pada ekspresi yang ditunjukkan
dan oleh sebab itu menurutku Raihaanun benar-benar memukau dan dapat
menyampaikan apa yang ia rasakan pada penontonnya. Tidak hanya ekspresi yang
ditunjukkan pada pemerannya, namun banyak sekali aspek-aspek yang mampu
menggambarkan apa yang terjadi pada situasi tertentu. Trauma, duka, dendam,
putus asa, rasa bersalah benar-benar menyiksa disepanjang jalannya film ini.
Film
ini pun banyak sekali menyisipkan pesan yang sangat berarti, bukan hanya
tentang masa sekarang yang harus dihadapi dengan semangat. Tapi juga, bagaimana
bisa terlepas dari masa lalu yang tak akan pernah hilang dalam hidup kita. Hal
itu tidak hanya dirasakan oleh May yang tiap kali teringat saat menjadi korban
pemerkosaan walaupun kejadiannya sudah 8 tahun berlalu, May sering kali
teringat dan mencoba meluapkan emosinya dengan melakukan self-harm dan menolak
keluar dari kamarnya. Rasa bersalah pun dirasakan Ayahnya yang tidak bisa
melakukan apa pun, yang malah melimpahkan rasa menyesal pada dirinya sendiri
dan meluapkannya dengan menjadi petinju tanpa memperdulikan kemenangan untuk
kepuasan emosi kesalnya.
Namun,
dibalik itu semua ada peran yang seolah menjadi penengah bahkan menjadi
penolong dalam film tersebut yang tidak lain adalah, Verdi Solaiman yang
menjadi kurir pengantar boneka yang akan diproduksi May dan Ayahnya di rumah.
Selain menjadi kurir, Verdi Solaiman yang tidak dinamai perannya ini juga cukup
menjadi penyemangat dan cukup membantu Ayah May. 1 peran yang tidak disebutkan
namanya juga, yang entah nyata atau hanya imajenasi saja adalah Pesulap yang
tinggal dibalik dinding kamar May. Pesulap ini mampu membuat May menjadi lebih
berani dan mampu membuat hal-hal baru pada diri May.
Dan
menurutku film ini pantas mendapat rating yang tinggi seperti yang diberikan
IMDb yaitu 8,3/10 karena memang hal ini sangat-sangat penting untuk menjadi
salah satu pembelajaran dalam hidup, apalagi tema yang diangkat cukup tabu dan
jarang sekali dibahas. Aku juga akan memberikan rating;
8/10
Untuk
kamu yang belum nonton, kamu harus banget nonton film ini. Dan untuk kamu yang
udah, menurut kamu menarik gak sih film ini.. Bisa comment dibawah ya J
See
You Next Post J
0 Komentar