Day 10 of #30DaysWriting | Dear, Me!


 

Selamat datang di tulisan ke 10 untuk #30DaysWriting!!

 

Tadi pagi aku sudah mendapatkan ide mau menulis apa hari ini, siangnya aku sudah dapat gambarannya. Tapi, ketika malam menjelang dengan perasaan yang campur aduk karena suasana dunia dan suasana hati sedang tidak baik aku jadi bingung mau menulis apa. Ketika menulis ini pun yang ada dipikiranku hanyalah ikuti saja kemana jari-jari ini menunjuk hingga menjadi kata, kalimat dan kemudian paragraf. Ada satu hal yang masih melekat dipikiranku, satu hal yang terkadang tidak mau aku akui, satu hal yang aku abaikan karena mungkin tidak sepenting yang aku duga.

 

Semua orang pasti punya waktunya masing-masing untuk dealing dengan diri sendiri, entah itu sudah atau belum sama sekali, entah itu mungkin dalam waktu dekat atau tidak tau sampai kapan. Salah satu yang menyulitkannya adalah terlalu perduli dengan orang lain, terlalu mengurusi orang lain hingga rasanya diri sendiri terabaikan. Atau mungkin saja semuanya memang butuh proses untuk menyeimbangkan semuanya yang terkadang susah untuk ditimbang, ada yang lebih sulit benar-benar memberatan ada juga yang ringan tapi membebankan.

 

Aku pernah mencoba untuk memahami orang lain, sekitar 4 tahun lamanya berjibakku mencari cara bagaimana memahami manusia yang satu itu. Tarik-ulur hingga rasanya tidak mau mengenalnya lagi yang aku kira akan mempermudah segalanya, ternyata tidak semudah itu. Datang lalu pergi lagi, lalu datang lagi, lalu pergi lagi. Selama 4 tahun itu aku mencoba mencari tau apa isi kepalanya, apa mimpi-mimpinya, apa harapannya, dan semuanya berujung dengan sebuah titik yang entah bisa berbuah kalimat selanjutnya atau selesai dan tidak ada lagi. Aku berusaha sebaik mungkin untuk dapat perhatiannya, aku berusaha kerasa untuk dapat mengalihkan padangannya dari dunia untuk tertuju padaku. Tapi, tetap saja pilihannya adalah pergi dan menghilang.

 

Yang lebih parah dari 4 tahun itu adalah, sampai detik ini, saat tulisan ini dibuat, selama 22 tahun aku masih berjibaku dengan diriku sendiri. Aku masih belum bisa memahami diriku sendiri, terlalu keras pada diriku sendiri, terlalu memaksakan diriku sendiri pada hal yang tidak aku sukai, terlalu menahan semuanya sendirian, terlalu keras kepala, terlalu manja, terlalu... terlalu.. dan terlalu. Aku masih belum bisa melakukan hal yang membuat diriku bahagia, setidaknya membuatku tersenyum lega dan merasa bahwa hidup ini tidak selalu tentang kesedihan. Aku masih belum bisa menemukan tujuan hidupku sebagai manusia, aku masih belum bisa menemukan ujung dari kehidupan jika saatnya nanti datang.

 

Tapi, dititik ini aku terkadang lupa untuk mengucapkan maaf pada diriku sendiri. Maaf karena sudah tidak percaya bahwa masih ada harapan, maaf karena sudah tidak percaya bahwa sebenarnya aku masih bisa melalui semuanya. Mengatakan maaf pada diriku karena sudah berpikir untuk menyerah ketika semuanya terasa semakin parah, dan seolah dunia tidak pernah berpihak padaku sama sekali.  Mengatakan maaf, karena pikiran negatif lebih banyak berputar-putar dikepalaku.

 

Untuk diriku yang dulu, aku juga mau mengucapkan terima kasih. Mungkin dari pilihan yang dahulu disesali saat awal-awal membawaku bisa sampai dititik ini, seakan berhasil lewati hal yang dulu aku rasa mustahil untuk diselesaikan. Terima kasih, sudah mau berjuang dengan gigih untuk merubahnya jadi lebih baik lagi walaupun awalnya sempat babak belur karena terasa disiksa oleh ke-tidak biasaan. Terima kasih sudah dapat menerima dengan lapang dada walaupun memakan waktu yang lama pada hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, memahaminya bahwa semuanya pasti ada jalan keluarnya.

 

Mungkin, di masa depan nanti ada masalah yang jauh lebih besar lagi, ada sabar yang perlu dilapangkan lagi, ada tangis yang lebih pedih lagi, dan tentunya pasti ada bahagia yang lebih lebih membahagiakan lagi. Jadi, tetaplah bertahan untuk diri sendiri, orang yang kamu cintai dan orang yang mencintaimu. Tetap bertahan untuk hal-hal baik yang bisa kamu tunjukkan pada dunia, untuk mimpi-mimpi yang perlu kamu buat jadi nyata, untuk cinta yang kamu percayai.

 

Dear, Me. Sorry, thank you and i love you.

 

See You Next Post J

 


Posting Komentar

0 Komentar