Menjadi Diri Sendiri VS Menjadi Orang Lain



Okey yang saat ini ingin aku bahas adalah tentang menjadi diri sendiri versus menjadi diri orang lain. Yap !! pembahasan ini datang dari apa yang tengah aku alami, kenapa demikian ? karena disetiap tempat baru kita akan belajar untuk beradaptasi kembali, tapi kurasa kita akan tetap sama saja, tetap sama menjadi diri kita sendiri.

Setiap tempat baru punya aspek-aspek yang sama sebenarnya, punya lingkungan, punya orang-orang yang memiliki karakter yang berbeda-beda dan memiliki tanggung jawab didalamnya. Tapi entah mengapa kita diajarkan lagi untuk beradaptasi, untuk mengenal lingkungan untuk mengenal satu sama. Tapi menurutku beradaptasi adalah basa-basi karena pada dasarnya setiap orang pasti akan berbaur, pasti akan beradaptasi walaupun dalam permulaannya akan sangat sulit.

Aku tidak mempermasalahkan tentang acara yang sengaja dibuat untuk menjadi wadah untuk mengenal satu sama lain, tapi mungkin lebih ke respect satu sama lain. banyak orang yang bilang setiap tempat baru akan membuat cerita yang baru setiap tempat baru akan menjadi rumah singgah tapi menurutku tidak selalu rumah.

Kembali ketopik awal tentang diri sendiri versus menjadi diri orang lain, banyak yang bilang “sudahlah jadi diri sendiri aja !”
“sudahlah ngapain jadi diri orang lain, lebih seru jadi diri sendiri !”.
“Be yourself !”.

Padahal dalam kesehariannya tanpa kita sadari banyak orang yang tanpa mereka sadari pula merubah seseorang menjadi diri orang lain, kenapa aku bilang begitu karena banyak orang yang engga sadar untuk menjaga respect sama orang lain. ya sebenernya setiap orang punya haknya masing-masing untuk berpihak sama beberapa orang, tapi bagaimana kabarnya dengan orang yang tidak dihiraukan ? bukankah mereka akan berfikir untuk menjadi orang lain agar dianggap keberadaannya ?!

Hal ini yang paling tidak aku mengerti, aku sebagai orang yang masih bingung aku ini introvert atau ambivert membuat aku semakin bingung apa aku ini. Ketika berada dicircle orang-orang yang banyak bicara membuat aku kebingungan sampai pusing 7 keliling, kenapa ? sebab sudah berkali-kali beradaptasi dan berkali-kali mengalami hal yang sama dengan akhir yang sama.

Dalam pengalamanku dan sudut pandangku, aku akan menceritakan beberapa kejadian yang pernah aku alami.

Yang pertama :
Ketika berada dicircle orang-orang yang asik atau bahkan lebih bisa dibilang banyak bicara, aku memilih untuk diam didalam duniaku sendiri dan hanya akan bicara jika ada yang mengajak bicara. Kenapa demikian ? karena aku hanya akan bicara tentang hal-hal yang menurutku lazim untuk dibicarakan dibanding membicarakan hal-hal yang tidak penting.

Yang kedua :

Ketika berada dicircle orang-orang yang asik atau bahkan mereka merasa tempat tersebut adalah dunianya, aku memilih untuk bergabung dengan orang-orang yang pendiam juga dan membuat lingkungan baru yang penuh dengan kedamaian, seperti membicarakan hal-hal unik dalam hidup.

Yang ketiga :
Ketika berada di circle orang-orang yang asik atau bahkan  mereka semenggeleggar halilintar ketika aku berada didalamnya aku hanya mengangguk, mengiyakan dan hanya ikut-ikutan saja.

Dari ketiga cerita tersebut ada hal yang orang-orang tidak tau tentang apa yang aku rasakan dan apa yang aku pikirkan ? itu alasan mengapa banyak orang yang tidak mengerti.

Dari cerita nomor satu, yang aku rasakan adalah aku tidak terlalu suka keramaian jadi aku membuat lingkaranku sendiri. Lingkaran diriku sendiri dan pikiranku yang tidak akan orang lain mengerti. Aku bisa mengisi kesendirian dengan hal-hal yang aku sukai, walaupun akan ada orang yang bilang aku sombong, tidak mau bergabung atau bahkan akan menganggap aku adalah orang yang aneh. Tapi begitulah aku lebih senang berada di lingkaran ku sendiri. Walaupun sebenarnya ingin sekali bergabung namun aku terlalu takut akan penolakkan atau memang aku merasa sangat tidak cocok ditempat tersebut.


Dari cerita nomor dua, aku memang tidak suka dengan keramaian tapi bukan berarti aku tidak suka berada dikelompok orang-orang yang mampu memahami apa arti sebuah pembicaraan yang berguna. Aku lebih memilih berkumpul dengan orang-orang yang sepaham dan sepemikiran denganku dan itu yang membuat aku sedikit membatasi diri dengan orang-orang yang tidak sepaham denganku.

Dan dari cerita ke tiga adalah, aku ingin berada di lingkungan orang-orang yang aktif, orang-orang yang ceria dan orang-orang yang pemikirannya terbuka akan semua hal. Tapi masalahnya adalah aku tidak terlalu suka akan hal yang sudah umum untuk dibicarakan atau terlalu garing untuk dibahas dan ujung-ujungnya stuck pada pembicaraan yang tidak bermanfaat. Jadi dilingkungan yang seperti itu aku hanya akan menjadi pengikut dan pendengar saja, selebihnya aku masih berbicara pada pikiranku sendiri diam-diam. Ya sama seperti manusia lainnya aku pun ingin dianggap keberadaannya, walaupun aku tidak selalu melakukan itu.

Mungkin kesimpulan dari tulisan ini adalah menjadi diri sendiri itu memang gak mudah, akan ada orang yang tanpa sadar membuat kita menjadi diri orang lain agar diterima dan dianggap dilingkungan tersebut. Jadi diri orang lain juga tidak mudah, karena akan dianggap tidak bisa menerima diri sendiri hanya karena begitu banyak hambatan untuk menjadi diri sendiri. Tapi mungkin diluar sana ada orang yang begitu yakin dengan diri mereka sendiri dan yang kutau pasti orang tersebut juga pernah merasakan rasanya kebingungan antara menjadi diri sendiri atau menjadi orang lain.

Aku yakin semua orang pasti pernah mencoba menjadi diri orang lain, entah karena ingin mencoba sesuatu yang baru atau hanya sekedar melatih diri agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tapi menurutku semua tidak ditentukan mana diri kamu yang sebenarnya, tapi ditentukan oleh mana yang terbaik yang kamu miliki.

Aku tau menjadi diri sendiri itu sulit, menjadi diri sendiri itu banyak yang tidak menyukai, dan menjadi diri sendiri adalah tanggung jawab yang di bawa sendiri. Tapi dengan menjadi diri sendiri adalah menjadi pribadi yang unik dan berbeda dari kebanyakkan orang walaupun diluar sana banyak yang tidak dapat menerima keunikkan tersebut atau bahkan langsung men”cap”nya dengan lebel aneh. setiap orang punya proses yang berbeda, dan setiap orang punya proses yang tidak mudah dan itu menjadikan semua berjalan begitu lama terasa tidak ada perubahannya.

Mungkin segitu saja pembahasn kali ini di BLA-BLA-BLA, terima kasih yang sudah menyempatkan diri untuk membaca tulisan ini atau bisa dibilang curhatan ini. tulisan ini aku tulis karena keresahan diri dan ingin sharing jugatentang hal ini.

Terima kasih

See you next post !!


Posting Komentar

0 Komentar