Selamat datang di
tulisan ke 28!!!
Sama seperti postingan
sebelumnya, ditulisan ini aku juga mau memperkenalkan kalian pada seseorang
yang cukup penting dalam hidup aku. Seseorang yang cukup membantu aku mengubah
hidup aku yang dahulu terasa begitu sulit, dan semenjak kedatangannya perlahan
segala hal terasa lebih mudah.
Pertama, aku sangat
tidak menduga ternyata dia adalah seseorang yang dekat dengan orang yang pernah
aku sukai. Dia orang yang pernah aku dekati untuk menggali informasi tentang orang
yang aku sukai, dia orang yang tidak aku perdulikan keberadaannya. Lalu kita
semakin dekat ketika aku mulai menulis cerpen yang terlalu nyata karena nama-nama
yang kupilih hampir sama dengan kenyataan, dia mulai memberitahukan aku untuk
segera berhati-hati jika saja rumor dalam tulisan itu menyebar.
Kita semakin dekat
hingga berbulan-bulan, berawal dari chat di Facebook, Twitter, lalu chat
personal. Aku semakin penasaran bagaimana dirinya di dunia nyata, apakah seasik
saat kita berkirim pesan atau bahkan sebaliknya. Lalu sampai suatu hari kita
merencanakan pertemuan, lebih tepatnya dia berangkat menjemputku terlebih
dahulu. Hari itu adalah pertemuan pertama kita setelah lulus dan memang tidak
pernah bertemu tatap muka secara langsung, tentu saja aku sangat gugup dan
ditambah mungkin dia laki-laki ke 3 yang menjemput aku selama hidupku saat itu.
Dari pertemuan itu
ternyata aku sadari bahwa aku sudah tertaut dengan laki-laki ini, walaupun sebenarnya
sebagian diri aku ada yang masih tidak rela untuk melupakan laki-laki sebelumnya;
laki-laki yang aku temui di SMP, laki-laki yang aku sukai dan harapkan selama 4
tahun. Perlahan dari rasa tertaut itu aku mulai percaya dengan laki-laki ini,
walaupun berkali-kali dia mengatakan tidak ingin berada dalam hubungan yang
resmi.
Aku teringat aku yang
dahulu, aku yang hanya menunggu tanpa mengungkapkan perasaanku hanya takut
ditolak. Mengingat aku yang tetap bisa diam walau tidak ada kata yang
memastikan, yang tentu saja membuat aku berkali-kali merasa resah menunggu jawaban
yang tidak kunjung datang. Saat itu aku langsung mengatakan apa yang ingin aku
katakan dari pada harus memendamnya lagi, aku meminta kepastian lagi. Beruntungnya
aku dia yang awalnya bersikeras ingin menjalaninya saja mengakui bahwa yang aku
ucapkan cukup penting untuk aku atau pun dia.
Seperti banyak
hubungan, kita pun melewatinya dengan segala hal yangmenghalangi. Harus aku
akui masalahnya lebih banyak datang dari aku, masalahnya lebih banyak bersumber
dari aku yang masih tidak begitu percaya, masih ragu dan masih belum yakin
dengan apa yang terjadi. Tapi, lagi-lagi dan lagi laki-laki ini meyakini aku,
memberikan pengertian, memberikan sudut pandang dan memberikan hal yang tidak
pernah aku dapatkan dari siapa pun.
Dia juga banyak
mengajarkan aku untuk dapat mengatakan apa yang bagiku begitu sulit untuk
diungkapkan, dia memberikan persepsi yang pada satu titik aku merasa tidak akan
pernah punya pandangan seperti itu. Bahkan, pada satu moment aku sulit
berkata-kata didepannya, bersamanya atau saat memikirkannya. Dia yang selalu
ingatkan aku untuk tidak memusingkan banyak hal, untuk menyederhanakan banyak
hal, dan membuatku sadar untuk beristirahat. Dia perhatian yang begitu dingin,
dia baik dan begitu lembut saat menjelaskan dan asik juga untuk diajak
bercanda.
Awalnya aku kira aku
akan kehilangan diriku jika aku mempercayai seseorang, aku akan semakin merasa
tidak ada artinya lagi. Tapi, sejak bersamanya dan semakin lama bersamanya aku
menyadari bahwa aku menjadi orang yang lebih baik lagi dan aku sangat berterima
kasih untuk hal itu. Aku harap selama apa pun bersamanya aku juga bisa
membuatnya menjadi dirinya yang lebih baik lagi, lalu sama sama menghadapi
hidup yang semakin banyak cobaannya.
Kalau kamu, orang yang
aku maksut membaca tulisan ini, aku cuma mau kamu tau bahwa jika selama hampir
4 tahun saja kita merasa lebih baik seperti saat ini, aku mau selamanya menjadi
lebih lebih lebih baik lagi sama kamu.
Setelah memperkenalkan
dia, ditulisan selanjutnya aku mau kamu mengenal aku.
See You Next Post J
0 Komentar