Tidak Ada yang Tiba-Tiba


Kamu pernah tidak merasa kamu familiar dengan sesuatu, seperti pernah ada di suatu tempat sebelumnya? Seperti pernah merasakannya? 
Disebut deja vu, ya?! 

Dunia ini memang luas, luas sekali. Indonesia luasnya 5.193.250 km², apalagi dunia ini pasti luas sekali. Akan tetapi, kenyataannya tidak seluas itu. Lingkaran hidup kita ternyata tidak seluas Indonesia atau bahkan dunia, lingkarannya hanya sebatas mata memandang. Bahkan makin dewasa rasanya dunia kita semakin menyempit makin terasa itu-itu aja. 

Namanya juga manusia yang semuanya butuh proses. Saat kecil saja, kita melewati fase-fase sesuai dengan waktunya: new born, batita, balita, anak Pra sekolah,  usia sekolah, remaja, dewasa,  lalu tua. Mungkin waktu saat kita bisa membuang-buang waktu adalah ketika remaja, saat semuanya terasa begitu berkesan, entah kesannya akan menyenangkan atau malah tidak menyenangkan. Masa seru yang tidak akan terulang lagi. 

Masa remaja adalah masa saat segala macam prosesnya terasa begitu cepat, mungkin karena terlalu menggebu-gebu. Termasuk salah satunya adalah perasaan cinta. Perasaan yang serius ini ternyata bisa tumbuh begitu cepatnya. Perasaan yang bisa tumbuh hanya dalam  hitungan hari atau bulan, atau bahkan pandangan pertama. Begitu subur cinta pada masa remaja, bisa tumbuh dengan mudah. 

Banyaknya kesempatan dan banyaknya waktu yang diperlukan mungkin itu yang membuat cinta di masa remaja bisa tiba-tiba saja muncul. Dari banyaknya kesempatan bertemu walau hanya sekilas, enam hari dalam seminggu dan ada kesempatan di hari Minggu.  Akan tetapi, mungkin gak selalu bertahan kalau kesempatan-kesempatan itu hilang. Apa usahanya akan masih sama?! 

Mungkin itu yang membedakan cinta orang dewasa. Rasanya tidak ada yang tiba-tiba, semuanya harus diplanning kalau diproses dengan baik. Kalaupun ada 'sesuatu' di luar batas manusia, mungkin itu adalah hadiah dari Sang Pencipta. Pertemuan dengan seseorang mungkin saja terasa tiba-tiba, padahal sebelumnya pertemuan itu mungkin bisa datang lebih cepat dari yang seharusnya. Mungkin perpisahan juga seperti itu, hanya tinggal menunggu waktu saja. 

Pikiran manusia yang terbatas ini menjadi  berkah yang patut disyukuri, jika tidak mungkin kita akan jadi gila. Namun, hati yang mudah ragu, mudah merasa deja vu harus dikuatkan lagi dengan pondasi percaya bahwa yang terbaik yang akan bertahan. 

Seperti sebuah kisah orang-orang yang di masa lalunya tanda sadar saling terhubung dengan masa depannya, ada waktu saat kita lupa lalu diingatkan kembali bahwa sebenarnya tidak ada yang tiba-tiba. Ada proses saat pertemuan di masa lalu, kisah yang hilang lalu terjalin lagi adalah sebuah prosesnya.

Salah satunya adalah kisahku. Suatu saat di masa lalu aku pernah sekilas melihat laki-laki yang ternyata menjadi suamiku saat ini. 

Tidak ada yang tiba-tiba, hanya saja prosesnya kadang tidak kita kira. 

Posting Komentar

0 Komentar