Selamat datang ditulisan ke 24 di hari ke 24 tentunya!!!!
Katanya, nih, “kita
adalah penonton dikehidupan orang lain!” dan memang itu adanya, dan itu berlaku
juga untuk orang lain dikehidupan kita. Kadang saat situasinya menarik kita
jadi penonton yang exited, kalau boring untuk ditonton ya sudah pasti lebih
baik urusi urusan sendiri.
Tapi, do you ever
imagine kalau sebenarnya hidup ini adalah sebuah teka-teki, sebuah pattern yang
saling terhubung?. Emang sinetron banget, sih kesannya. Tapi, Tuhan dan semesta
punya cara kerja yang manusia tidak tau.Tuhan dan semesta punya skenario tidak
masuk akal yang bisa terjadi, dan mungkin berakhir dengan indah.
Judul tulisan ini
terinspirasi dari lagu Taylor Swift yang lagunya berjudul You Belong With Me,
yang mengingatkan aku juga dengan salah satu moment dalam hidupku yang hanya
menjadi penonton dihidup seseorang yang begitu cemerlang.
Salah satu yang menjadi
teka-tekinya adalah masalah hati, karena tidak ada yang tau persis bagaimana
hati bekerja, bagaimana hati mencerna segala kejadian yang ada. Ada yang bisa
tiba-tiba berubah, ada yang tidak bisa diungkapkan, ada yang disembunyikan
walau menyakitkan, ada yang membingungkan. Ada beberapa pemilik hati yang bisa
dengan mudah mengerti hatinya dan ada juga yang tidak mengerti dengan jelas
bagaimana hatinya bekerja.
Tapi, menjadi penonton
dihidup orang adalah suatu hal yang menyenangkan. Menonton dari awal hingga
akhir yang bahagia, menonton ketegangan dan kebahagiaan yang nyata walau dari
bangku penonton. Berkali-kali ikut sedih, berkali-kali ikut bahagia, dan
berkali-kali berpikir ingin hidup yang sama walaupun kedudukkannya berbeda.
Penonton dan pemeran tentu saja berbeda, mana mungkin bisa sama.
Mendambakan menjadi
pemeran, walaupun sebenarnya sudah jadi pemeran dikehidupan dirinya sendiri.
Lalu, kesal kenapa kehidupan sendiri tidak semenarik kehidupan orang lain. Dan
memang benar, tidak ada yang buruk dari penonton dari pada mendambakan
kehidupan pemeran karena hanya menonton tau bagaimana proses latihannya,
resikonya, jalan pemikiran dan hidupnya.
Sama yang aku lakukan
dulu, hanya menonton dan menyemangatinya. Aku tidak bersikeras untuk masuk ke backstage untuk melihat
situasi sebenarnya, yaitu isi kepalanya. Aku sadar, bahwa jadi penonton yang
mendambakan mengenal pemeran memang sesuatu yang sulit kecuali jika Tuhan dan
semesta sudah bekerja tanpa manusia ketahui.
Intinya tulisan ini
adalah, jangan terlalu mendambakan apa yang kita tonton. Mungkin saja kehidupan
kita juga dambaan orang lain, dan mungkin saja hidup kita menarik jika kita
melihat dari kata mata yang berbeda.
See You Next Post J
0 Komentar