Siapa yang pernah mendengar ungkapan "anak adalah cerminan orang tuanya", ungkapan yang sudah sangat sering kita dengar bukan?!
Dipostingan ini dan beberapa postingan nantinya aku akan
membagikan beberapa isi dari buku yang menurutku sangat bermanfaat. Aku ingin
membagikan beberapa highlight yang menurutku sangat penting untuk aku dan kamu
yang punya rencana untuk memiliki anak. Beberapa highlight dari buku The
Book You Wish Your Parents Had Read, buku yang menurutku membuka mata
dan menyadarkan kita sebagai manusia yang pernah menjadi seorang anak dan yang
nantinya menjadi orang tua.
Memliki anak memang menjadi challange yang sangat luar
biasa. Anak yang lahir sama seperti lembar kosong, belum tau apa-apa tentang
dunia ini. Belum mengetahui bagaimana cara sesuatu hal bisa terjadi, yang diketahui
berkaitan dengan naluri untuk makan, tidur dan pup atau pip.
Semakin bertambah umur seorang anak maka akan semakin banyak
tahu. Banyak mengetahui hal-hal karena mengamati segala kegiatan yang dilakukan
oleh orang-orang terdekatnya. Mengamati bagaimana orang terdekatnya atau orang
tuanya melakukan banyak hal, sampai hal yang sepele pun. Namun, kata-kata masih
belum bisa dipakai secara maksimal. Anak itu meng copycat orang tuanya,
penggunaan kata-kata tentu masih tidak cukup. Oleh karena itu anak tidak
melakukan apa yang orang tua katakan, tapi anak melakukan apa yang orang tua
lakukan. Orang tua akan menjadi model untuk anaknya, seorang anak akan meniru orang
tuanya.
Seperti dalam islam, madrasah pertama untuk anak adalah
orangtuanya terutama seorang ibu. Selain menjadi contoh untuk anak, ada
beberapa juga yang dibutuhkan untuk seorang anak seperti kehangatan dari sikap
orang tua, penerimaan, sentuhan fisik, kehadiran secara langsung, cinta,
batasan, pengertian, bergaul dengan semua usia, pengalaman yang tidak
berlebihan, perhatian juga waktu orang tua. Dari penjelasan diatas seorang anak
digambarkan sebagai produk penggabungan banyak hal yang dilakukan orang tuanya
atau orang terdekatnya
Jika kita sebagai orang tua, kita bisa mencoba mengingat
kembali pada saat kita menjadi anak. Mengingat kembali masalah-masalah yang
terjadi, walaupun memang akan menjadi masalah yang berbeda tiap generasinya.
Namun, kita sebagai orang tua bisa kembali membongkar apa saja masalah yang
kita alami dulu, tentang bagaimana perasaan kita pada saat itu, apa saja yang
terjadi pada saat itu. Setelah kita sebagai orang tua menghighlight beberapa
hal, kita bisa mengetahui apa yang akan kita lakukan pada anak kita sesuai
dengan keadaan pada saat ini.
Berani untuk mengingat sepert apa rasanya saat orang tua
berada diusia anak. Ketika kita mengetahui bagaimana rasanya, tentu kita akan
jadi tau bagaimana respon terbaik yang bisa dilakukan. Aku tiba-tiba jadi ingat
sebuah kalimat yang lewat, "Maafkan orang tuamu, karena mereka juga baru
pertama kali menjadi orang tua". Kalimat itu seperti menyadarkan bahwa
orang dewasa atau orang tua juga terbentuk dari masa kecil, untuk pertama
kalinya juga menjadi orang dewasa atau orang tua. Kita manusia terus
berkembang, beriringan bersama waktu, pengalaman dan dan segala trauma dan segala
pemahaman yang kita punya. Manusia selalu berusaha yang terbaik. Orang tua kita
pun pasti berusaha sebaik mungkin untuk membentuk anak yang sebaik mungkin.
Anak adalah hasil dari bagaimana orang tuanya. Entah anak
akan mengcopycat ayah, ibu, atau anggota keluarga lain yang menginfluencenya.
Sekian tulisan Part 1 ini, sampai ketemu di part selanjutnya.
Disclaimer ya, tulisan ini dari penggabungan highlight
dibuku yang sudah dicantumkan dan opiniku.
Terima kasih, sampai jumpa lagi.